Widget by Blogger Buster

5 May 2011

Masih Adakah Sesuatu Yang Berarti??


Kembali aku menikmanti malam lagi. Seperti biasa, malam ini aku tak punya teman lagi untuk melewati sisa hariku ini. Setidaknya aku maih ada laptop yang setia selalu menemaniku sampai gelap sekalipun. Namun mau bagaimana lagi, benda kesayanganku ini tetep saja hanyalah sebuah benda mati yang hanya bias aku isi terus menerus tanpa dapat memberi sebuah saran layaknya manusia.
Minggu-minggu setelah ujian nasional ini aku lewati begitu saja tanpa sebuah sejarah yang begitu berarti sampai pada suatu hal kalimat dari salah seorang guru favoritku membuatku bertanya selalu dalam hatiku. Kau tahu pertanyaanku, tentu kau takkan tahu tanpa membaca ini. Aku bertanya pada diriku, apakah selama ini aku sama halnya dengan laptopku? Yang selalu diisi tanpa memproduksi hal berarti sebelum mendapat perintah? Ah, tidak mungkin. Tapi sial, aku rasa hal itu sedikit banyak adalah benar. Namun aku tetap tidak akan mengakui itu, kau tahu orang-orang yang mengaku gurukulah yang sebenarnya membuat aku jadi seperti itu. Mereka bahkan terkadang sering memberiku petuah-petuah yang konon adalah basic mereka.
Hey-hey jangan berpikiran bodoh dulu, aku tahu kau menganggapku sebagai orang yang tidak berterima kasih pada guru yang telah mengajariku, eh lebih tepatnya mengajari sambil memasukkan racun dalam jiwaku. Racun? Mereka memang tak membunuh jasadku, namun sedikit banyak mereka membunuh ideku, naluriku, bahkan keinginan dan tujuanku. Namun, andaikan kau tahu, ada yang lebih parah dari itu. Apa! Mereka membuat jatidiri palsu untukku. Ya, aku akui mereka guruku, namun  aku jelas-jelas tahu mereka tak boleh membatasi semua gerakku yang aku rasa tidak membuat rugi siapapun. Seperti yang sering aku ucapkan dan aku tulis, ini hidupku, ini milikki, dan ini adalah kebesanku untuk memilih jalan untuk hidupku.
Aku suka perbedaan, perbedaan yang membuat sesuatu menjadi lengkap. Semua yang aku miliki hampir selalu berbeda dengan apa yang mereka bahkan kau miliki. Satu hal yang aku ingat dari bapak di kelasku, perbedaan adalah hal yang lumrah dan belum tentu perbadaan yang aku miliki dank au miliki itu salah. Setidaknya aku paham apa itu kesalahan, ya dalam otak yang sudah aku pelihara sejak dulu tertanam kuat bahwa kesalahan adalah sebuah kebenaran yang tidak pada tempatnya. Kau anggap pendapatku salah? Terserah pendapat itu milikmu, bukan milikku. Kau ingat, orang-orang yang pernah aku dekati, mereka juga memilik banyak perbedaan denganku, namun mereka terlampau tidak pernah mempermasalahkan itu. Aku tahu mereka adalah sebagaian kecil dari orang yang tahu apa itu mengerti orang lain.
Sinar surya perlahan meredup saat aku melamunkan sesuatu yang agak sulit bagikuuntuk menjadi senuah kenyataan. Aku melamunkan seseorang yang dari segi kepercayaan berbda denganku, tapi dari cara hidup dia tidak terlalu berbeda denganku. Dalam lamunan yang entah berap durasinya itu, aku menghayal dapat melakukan sebuah kegiatan teatrikal dengan dia sebagai lawan mainku, lalu entah mengapa aku menjadi membayangan dia sedang menari bersamaku dalam kegiatan itu. Aku sempat menceritakan hal ini padanya, meskipun hanya melalui pesan singkat aku yakin bibirnya akan tersenyum kecil ketika membaca pesanku itu. Aku memang tidak bisa dikatakan baru mengenalnya, karena aku dan dia sudah saling kenal sejak beberapa tahun silam meskipun baru mengijak dua tahun ini kami lebih dekat karena sastra. Aku tahu dia anak anak yang pandai, oh lebih tepatnya cerdas dalam hal sastra dan beberapa ilmu yang aku sendiri kurang suka untuk mempelajarinya, ya itu adalah ilmu buku. Aku tak tahu alasan penciptaku mempertemukanku dengannya, karena mungkin itu adalah salah satu hal yang harus aku cari sendiri.
Aku tak punya nama untuk “kau”, karena kau selalu berubah, maaf mungkin itu adalah salah satu dari ribuan kelemahanku. Aku tidak bisa menutup semua kelemahanku, nahkan sampai detik terakhir yang aku jalaini, karena itulah aku tidak mau menutupinya biarlah orang tahu, karena samakin banyak yang tahu berarti semain banyak orang macam kau yang mengerti aku. Satu hal yang pasti aku lakukan untuk mengimbangi kelemahan atau kekuranganku, yaitu selalu mengasah yang menurutku mampu aku lakukan. Aku tidak menjamin akan benar-benar menjadi benar-benar seimbang antara kekurangan dan kelebihan karena jika keduanya benar-benar seimbang maka bagi itu sama artinya dengan kosong.
Sidikit bosan memang, namun lagi-lagi aku tulis malam ini adalah malam yang diiringi dengan tetesan air dari langit. Kau mengerti, karena malam hari ini memang hujan, jadi yah inilah realitas yang kadang membosankan. Realitas yang sering membuat kita jenuh sehingga banyak pihak yang membalik dan memutar realitas menjadi karangan yang menjadi lebih menarik apalagi jika dipadu dengan kebohongan. Hah dan orang-orang yang bisa aku katakana lebih bodoh dari akulah yang lebih senang dibohongi daripada diberi tahu fakta yang sebenarnya terjadi. Aku tak menyalahkan mereka, karena itu hak mereka, urusan mereka, mereka suka dibohongi, biarlah. Karena mereka merasa bahagia dalam kebohongan yang diracik orang pandai.
Bukalah mata dan telingamu, lihat dan dengarlah tawa dan tangis di sekitarmu. Ujilah apakah hatimu masih selunak batu untuk mengerti, memberi, mengasihi dan memahami hidup di sekitarmu. Secuil senyumanmu hari ini bisa jadi lebih berarti daripada tenaga yang telah kau keluarkan seumur hidupmu.
Terima kasih untuk senyum yang telah kalian berikan.

                           Bayangan Dalam Gelap
                           Mei 2011

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More