Widget by Blogger Buster

Linux Jatirogo

Selamat datang di Sahabat DW. Sebuah blog berisi tulisan amatir seorang siswa dan penggila Open SOurce Software

Sahabat DW

Kenanglah, karena kenangan terciptu untuk dikenang. Sebuah kenangan akan sangat berarti jika dapat merasakan makna dari kenagan yang terkenang itu

Sahabat DW

Andaikan pengalaman dijual di toko-toko tentu pengalaman akan mudah didapatkan, dan tentunya di dunia ini nggak ada orang yg nggak berpengalaman.

Sahabat DW

Sebuah jejak akan hadir setelah kita memilih untuk melakukan sesuatu, baik buruk jejak tergantung pilihan kita

Sahabat DW

Jangan ragu untuk melangkah, karena takdir dan mimpi tidak pernah salah, mereka berjalan di jalan yang memang seharusnya. Mari abadikan semua ada pada kita dengan menulisnya

24 Sept 2010

Solo Fallin in love

Cerita ini berawal saat aku tengah berada di Solo, aku memang berasal dari kota batik itu. Namun sekarang aku tinggal di Surabaya. Aku merupakan seorang lelaki yang kata orang sih nggak terlalu ganteng apa lagi gagah. Saat aku berada di kota asalku, aku berkenalan dengan dengan seorang perempuan seumurku yan menurutku cantik banget. Kini aku tahu namanya Andini, kata orang tuaku dia merupakan saudara jauhku di Solo. Badannya nggak terlalu gemuk tapi juga nggak kurus pokoknya proporsional banget deh. . . . . . . meski asli dari Solo, wajahnya agak chainis gitu, dan itu menambah kecantikan yang ada padanya.
Awalnya aku hanya sebatas teman mainnya di gunung, (rumahku dekat gunung) namun lama-kelamaan aku jadi terbiasa jadi sikapnya yang pendiam itu, hari demi hari telah aku lewati dengan perempuan yang tanggal lahirnya sama denganku itu.
Suatu ketika saat aku dan Andini sedang asyik melihat pemndangan sekitar gunung yang tidak ada di rumahku sekarang, dia menarik dan menatap mataku. Karena aku memang nggak biasa ditatap sama cewek aku jadi grogi, tapi dia tetap berusaha untuk tidak mengalihkan pandangnnya dari mataku. Saat aku balas memandang aku seperti melihat sesuatu di matanya yang indah itu, sesuatu itu sebuah kesungguhan yang gimana ya??? Aku sendiri nggak bisa jelasin dengan kata-kata. Tak lama setelah aku menatapnya, dari mulutnya terucap sebuah kalimat yang mengunggkapkan perasaanya kepadaku. Dia bilang kalau dia kgum dan suka sama aku, yah lagi-lagi kegoblokanku keluar, , , setelh dengar hal itu, bukannya aku menjawb aku malah diam seribu bahasa seperti orang ling-lung. Tanpa aku sadari bibirnya berpindah tepat disamping pipi kananku dan. . . . . . . seperti kejatuhan duren. . dia menciumku dan berbisik ditelingaku buat ngasih tau kalau itu first kissnya dan aku yang mendpatkannya. Tapi aku masih tetep diam karena aku tak tahu sama sekali apa yang harus aku lakukan.
Jujur sih. . . . aku sebenarnya juga suka sama Andini, tapi aku nggak berani buat bilang yah. . . .apa lagi kalau bukan karena aku nggak PD, tapi aku juga nggak nyangka kalau dia juga punya perasaan yang sama ke aku. Dua, tiga hari aku tak menjumpai dirinya, mungkin dia sakit hati atau marah sama aku. Jadi dengan bekal nekad, aku pergi kerumahnya untuk minta maaf soal kebodohanku kemarin yang udah ngediemin dia. . . . (sekalian bilang isi hatiku), tapi kata ibunya dia pergi ke gunung. . . . .tanpa pikir panjang akupun menyusulnya. Tepat seperti dugaanku dia ada di tepi sungai, melamun sendirian tanpa teman. Akupun menghampirinya dan menjalankan niatku. . .tapi aku masih ragu buat bilang perasaanku, aku hanya minta dia untuk tetep seperti kemarin, entah kenapa dia bilang kalau dia mu pergi, padahal seharusnya aku yang bilang demikian karena besok aku akan pindah ke Surabaya.
Keesokan harinya, saat ku selesai mandi Andini menghampiriku, dan untuk kedua kalinya bibirnya mendarat di pipi kananku. . . . kemudian di minta agar aku selalu mengingatnya dan akupun mengiyakan permintaannya itu. Dan untuk meyakinkannya aku memberikan sesuatu yang sama seperti yang telah Andini berikan di gunung. Memberikan kecupanku pertamaku di pipi kanannya dan dia pun memjamkan matanya saat menerimanya. . . . sayangnya aku tidak sempat untuk bilang isi hatiku ke dia.
Sesampainya di Surabaya aku menyesali sikapku ke Andin, mengapa aku tak bilang saja waktu itu, padahal aku tahu kalau di juga suka sama aku. Belum genap satu minggu aku pindah, berita duka sudah menymbutku, aku mendengar kabar kalau Andini meninggal karena sakit ginjalnya yang sudah sangat parah. “sial, kenapa aku gak ada disana???” pikirku dalam hati. Tetesan air mata perlahan jatuh dari mataku. . . . . hanya ada satu yang bisa ku lakukan menepati permintaannya untuk selalu ingat padanya dan mendo’akannya.
Sampai saat ini aku masih ingat dengan masa-masa yang telah ku lewati dengan cinta pertamaku.

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More