BERSATU MENUJU KUALITAS UNGGULAN
Malam Apresiasi Bersama SMP SMA Jatirogo
Sabtu 15 Januari 2011 menjadi malam yang tentunya bermanfaat bagi sebagian siswa SMP 1 dan SMA 1 Jatirogo, khususnya para pecinta sastra. Malam tersebut merupakan puncak dari rencana “Duel match” yang telah beberapa kali mengalami penundaan. Acara yang di jadwalkan akan terselenggara pada bulan November 2010 kemarin itu sempat tertunda lantaran beberapa kendala salah satunya adalah waktu latihan, karena saat itu adalah libur panjang.
Sebagai tuan rumah, berbagai persiapan telah dilakukan guna memperlancar kegiatan ini,sejak Jum'at sore ruang kesenian yang digunakan sebagai tempat pertunjukkan sudah mulai dibersihkan dan dikosongkan. Tampak wajah gembira dari siswa-siswi SMP yang saat itu sedang membersihkan ruang kesenian.
Acara pada malam itu dibuka oleh Dadija Oetama, guru dari SMP Negeri 1 Jatirogo pada pukul 21.00 yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah SMP Negeri 1 Jatirogo Bp. Samudji. Acara yang merupakan inisiatif dari guru SMP dan SMA ini tampaknya mengundang banyak perhatian dari beberapa pihak, semisal Bp. Siswono yang merupakan tokoh teater Bojonegoro turut antusias mengapresiasi satu demi satu pertunjukkan yang disuguhkan oleh siswa SMP dan SMA.
Pertunjukkan pertama dibuka dengan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Shinta dan teman-teman dari SMA, puisi dengan iringan gitar ini mengisahkan seorang anak yang di tinggal oleh ibunya, dalm puisi yang mengahrukan ini juga ditegaskan betapa berartinya seorang ibu bagi anak. Penampilan siswi yang pernah bersekolah DI SMP Negeri 1 Jatirogo ini, tampaknya menjadi pembukaan hangat yang cukup menarik.
Show yang kedua juga dilakukan oleh seorang siswa SMA yang mengangkat judul “Menjadi-jadi” untuk monolognya. Monolog yang dibawakan oleh Sri Hardini ini, menceritakan tentang berbagai permaslahan public seperti kasus pajak, naiknya harga cabe, kemudian kurang tegaknya hukum dan beberapa masalah public lain. “Hidup ini simpel, sesimpel saat kita dilahirkan” sebuah kalimat yang digunakan untuk menutup pertunjukkan siswi yang juga perah menamatkan SMPnya di SMP 1 Jatirogo.
Setelah penampilan monolog yang dibawakan oleh Dini dari SMA, drama komedi dari SMP negeri 1 jatirogo kemudian melanjutkan acara paa malam itu. Drama dengan judul “Hilangnya happy ending story maker” yang naskahnya dibuat dan disutradarai oleh Agatha Mega ini mengisahkan tentang kekacauan alur cerita dongeng yang dibuat oleh penyihir setelah mencuri happy ending story maker milik ibu peri. Tokoh utama alam drama ini adalah murid dari ibu peri yang (oon) dan seorang tukang sapu. Drama ini tampaknya berhasil mendapatkan banyak tawa dari penontog yang mengapresiasi pada malam itu. Pertunjukkan drama ini diakhiri dengan berhasilnya direbut kembali alat yang telah dicuri penyihir.
Setelah drama komedi dari SMP, apresiasi berikutnya ditujukan pada tamu Bp. Siswono yang mempertunjukkan monolog secara spontanitas. Dengan sedikit basa-basinya sebelum beraksi, kemudian ia langsung berakting layaknya orang gila yang kemudian curhat lantaran telah ditipu oleh temannya sehingga ia harus mendekan di pejara selama bertahun-tahun. Monolog spontan yang mengangkat permasalahan yang terjadi di sekitar ini, banyak menarik perhatian dari siswa-siswa SMP SMA. Tak mengherankan bila penampilan yang dalakukan oleh tokoh dari Bojonegoro ini memukau, karena memang teater merupakan hobi yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun.
Pertunjukkan pada malam itu diakhiri dengan drama pertunujkkan dengan judul “Magic cardyang disutradarai dan dilakukan oleh Slamet dari SMA. Dalam drama ini siswa SMA ini menunjukkan kebolehannya dalam memainkan kartu. Dengan dibantu Murdiyono siswa SMP, penampilan ini berhasil menutup acara ini dengan gemuruhtepuk tangan.
Tak hanya sampai di sini, acara masih dilajutkan dengan discuss yang dimoderatori Bp. Agus Rudi guru dari SMP. Dari beberapa pendapat yang masuk beberapa mengomentari penampilan yang telah mereka apresiasi bersama, dan ada juga yang mengharap bahwa kegiatan ini semoga dapat berjalan rutin dan terus-menerus.
Meurut Bp. Sisiwono, kegiatan semacam ini atau kegiatan sastra dapat lebih menambah wawasan bagi pelaku dan penikmatnya. Dengan sentuhan seni, semua dapat dipelajari, karena seni atau kesenian dapat mencakup semuanya. Kegiatan bersama ini berakhir pada pukul 24.00, dengan berakhirnya kegiatan ini berakhir juga tulisan yang anda baca ini.
Acara pada malam itu dibuka oleh Dadija Oetama, guru dari SMP Negeri 1 Jatirogo pada pukul 21.00 yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah SMP Negeri 1 Jatirogo Bp. Samudji. Acara yang merupakan inisiatif dari guru SMP dan SMA ini tampaknya mengundang banyak perhatian dari beberapa pihak, semisal Bp. Siswono yang merupakan tokoh teater Bojonegoro turut antusias mengapresiasi satu demi satu pertunjukkan yang disuguhkan oleh siswa SMP dan SMA.
Pertunjukkan pertama dibuka dengan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Shinta dan teman-teman dari SMA, puisi dengan iringan gitar ini mengisahkan seorang anak yang di tinggal oleh ibunya, dalm puisi yang mengahrukan ini juga ditegaskan betapa berartinya seorang ibu bagi anak. Penampilan siswi yang pernah bersekolah DI SMP Negeri 1 Jatirogo ini, tampaknya menjadi pembukaan hangat yang cukup menarik.
Show yang kedua juga dilakukan oleh seorang siswa SMA yang mengangkat judul “Menjadi-jadi” untuk monolognya. Monolog yang dibawakan oleh Sri Hardini ini, menceritakan tentang berbagai permaslahan public seperti kasus pajak, naiknya harga cabe, kemudian kurang tegaknya hukum dan beberapa masalah public lain. “Hidup ini simpel, sesimpel saat kita dilahirkan” sebuah kalimat yang digunakan untuk menutup pertunjukkan siswi yang juga perah menamatkan SMPnya di SMP 1 Jatirogo.
Setelah penampilan monolog yang dibawakan oleh Dini dari SMA, drama komedi dari SMP negeri 1 jatirogo kemudian melanjutkan acara paa malam itu. Drama dengan judul “Hilangnya happy ending story maker” yang naskahnya dibuat dan disutradarai oleh Agatha Mega ini mengisahkan tentang kekacauan alur cerita dongeng yang dibuat oleh penyihir setelah mencuri happy ending story maker milik ibu peri. Tokoh utama alam drama ini adalah murid dari ibu peri yang (oon) dan seorang tukang sapu. Drama ini tampaknya berhasil mendapatkan banyak tawa dari penontog yang mengapresiasi pada malam itu. Pertunjukkan drama ini diakhiri dengan berhasilnya direbut kembali alat yang telah dicuri penyihir.
Setelah drama komedi dari SMP, apresiasi berikutnya ditujukan pada tamu Bp. Siswono yang mempertunjukkan monolog secara spontanitas. Dengan sedikit basa-basinya sebelum beraksi, kemudian ia langsung berakting layaknya orang gila yang kemudian curhat lantaran telah ditipu oleh temannya sehingga ia harus mendekan di pejara selama bertahun-tahun. Monolog spontan yang mengangkat permasalahan yang terjadi di sekitar ini, banyak menarik perhatian dari siswa-siswa SMP SMA. Tak mengherankan bila penampilan yang dalakukan oleh tokoh dari Bojonegoro ini memukau, karena memang teater merupakan hobi yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun.
Pertunjukkan pada malam itu diakhiri dengan drama pertunujkkan dengan judul “Magic cardyang disutradarai dan dilakukan oleh Slamet dari SMA. Dalam drama ini siswa SMA ini menunjukkan kebolehannya dalam memainkan kartu. Dengan dibantu Murdiyono siswa SMP, penampilan ini berhasil menutup acara ini dengan gemuruhtepuk tangan.
Tak hanya sampai di sini, acara masih dilajutkan dengan discuss yang dimoderatori Bp. Agus Rudi guru dari SMP. Dari beberapa pendapat yang masuk beberapa mengomentari penampilan yang telah mereka apresiasi bersama, dan ada juga yang mengharap bahwa kegiatan ini semoga dapat berjalan rutin dan terus-menerus.
Meurut Bp. Sisiwono, kegiatan semacam ini atau kegiatan sastra dapat lebih menambah wawasan bagi pelaku dan penikmatnya. Dengan sentuhan seni, semua dapat dipelajari, karena seni atau kesenian dapat mencakup semuanya. Kegiatan bersama ini berakhir pada pukul 24.00, dengan berakhirnya kegiatan ini berakhir juga tulisan yang anda baca ini.
