Widget by Blogger Buster

Linux Jatirogo

Selamat datang di Sahabat DW. Sebuah blog berisi tulisan amatir seorang siswa dan penggila Open SOurce Software

Sahabat DW

Kenanglah, karena kenangan terciptu untuk dikenang. Sebuah kenangan akan sangat berarti jika dapat merasakan makna dari kenagan yang terkenang itu

Sahabat DW

Andaikan pengalaman dijual di toko-toko tentu pengalaman akan mudah didapatkan, dan tentunya di dunia ini nggak ada orang yg nggak berpengalaman.

Sahabat DW

Sebuah jejak akan hadir setelah kita memilih untuk melakukan sesuatu, baik buruk jejak tergantung pilihan kita

Sahabat DW

Jangan ragu untuk melangkah, karena takdir dan mimpi tidak pernah salah, mereka berjalan di jalan yang memang seharusnya. Mari abadikan semua ada pada kita dengan menulisnya

18 Nov 2010


JUDUL                       : The Fahri Holic!
PENGARANG           : Desylawati
PENERBIT                 : Indiva Publishing
TAHUN TERBIT      : Cetakan Pertama Mei 2008
TEBAL/Panjang         : 144 Halaman/20,5 cm




The Fachri Holic! Sebuah novel yang mengangkat kisah tentang segerombolan pemuda yang masih duduk di bangku SMA Sakti yang tergila-gila dengan karakter seorang Fahri dalam novel dan film Ayat-Ayat Cinta (AAC). Film tersebut memang sempat menjadi booming di masyarakat, sehingga tak heran jika penulis novel ini mendapat wangsit untuk menulis novel ini.
Cover yang digunakan novel terbitan 2008 ini cuku simpel namun cukup menarik perhatian. Gambar yang digunakan dalam sampul novel ini adalah gambar animasi tokoh Fahri AAC (Fedi Nuril), dengan efek blok warna. Sehingga cukup menyiratkan isi dari novel ini.
Dari segi cerita, tulisan dalam novel ini sangat menarik terlebih pemilihan kata yang lebih cenderung menggunakan bahasa yang up to date, meski demikan tentunya tidak mengurangi nilai yang terkandung di dalamnya.
Isi dari novel yang ditulis Deasylawati P. ini, menceritakan tentang anak-anak yang beitu terobsesi dengan film AAC, sehingga beberapa dari mereka ingin menjadi The new Fahri di SMA Sakti. Julian dan James adalah dua pelajar SMA yang saling bersaing untuk mendapat gelar New Fahri. Persaingan mereka lengkap saat hadirnya tiga cewek yang akan turut “berperan” sebagai Maria, Nurul dan Noura. Tokoh utama dalam novel ini bukan mereka berdua melainkan Rama, sahabat dari Julian yang kaya raya namun kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Karena hal itulah, Rama dalam novel ini menjadi seorang yang cukup pendiam, namun  banyak digemari oleh teman-teman ceweknya.
Puncak dari novel ini adalah saat adanya jumpa fans Fedi Nuril di SMA Sakti yang berujung pada penculikan Rama oleh segerombol penjahat yang meminta tebusan kepada orang tuanya. Disaat inilah rasa persahabatan tampak tergambar jelas, para sahabat Rama berusaha menolongnya, sayangnya karena polisi salah duga Rama di masukkan ke dalam jeruji besi. Wah.... persis bukan dengan film AAC???
Tak ada gadin yang tak retak, begitu juga novel ini, meskipun mengandung banyak kelebihan sudah tentu ada kelemahan. Namun kelamahan dalam novel ini sangatlah sedikit, seperti halnya kurang animasi gambar dalam tiap settingnya. Selain hal itu sudah tidak ada lagi kelemahan yang cukup berarti dalam novel terbitan Indiva Publishing ini.
Jadi, tidak ada salahnya membeli dan membaca novel ini untuk menghibur hati anda dengan lelucon penulisnya. Novel ini secara resmi akan diterbitkan pada 2 November 2011, jadi jangan sampai ketinggalan, segeralah memesan di toko kesayangan anda.

Lali atau Nglali Mungkin Penyakit FORGETISM??? 
Cerita tentang segerombol ‘manusia’ yang ‘mengidap penyakit LUPA’ 
“Eh.... maaf aku lupa?” Terkadang kata itu sudah membuatku muak dan benci......ci.....ci.......... sampai ingin banting panci. Mungkin bagi kalian kalimat itu terdengar (lebih tepatnya terbaca) biasa saja, namun percayakah kamu jika aku pernah sakit hati kepada seorang yang sudah aku percayai gara-gara ini?????? Di saat-saat ini aku merasa seperti diremehkan kalau bahasa orang Jawa ora di ajini. Agar lebih jelas....... las..... las.... sampai tuntasssss silahkan baca dan rasakan isi pengalamanku di bawah ini. Hari itu, adalah Jum’at. Tepatnya waktu jam istirahat sekolah. Seperti biasa saat hari jum’at aku selalu berkeliling ke pintu-pintu kelas untuk mengingatkan bahwa besok latihan karawitan. Hanya saja kadang aku merasa malas memberi pengumuman lagi karena kebanyakan dari mereka sudah merasa tahu. Percuma juga menyalakan lampu yang menyala. Keesokan eh.... maaf, kesorean harinya saat latihan, tampaknya teman-temanku sudah merasa pandai sehingga tidak ikut latihan. Karena waktu cerita ini berjalan cepat sehingga paginya aku langsung menanyakan alasan mereka tidak datang, kebanyakan mereka alasannya adalah lupa. Aku saat tu memakluminya, karena mengkin saja arena mereka banyak tugas. Namun sepertinya rasa maklumku telah aku buang sia-sia. Minggu berikutnya kata itu terucap lagi dari mulut mereka. Disaat-saat itu aku mulai panas..... nas... nas..... sampai lemassssss. Ya, minggu depannya lagi, aku mengingatkannya lagi, kali ini aku benar-benar mengingatkan mereka. Tidak Cuma lewat mulut, tapi juga lewat sms. Bahkan beberapa dari mereka mengungkapkan kebosanannya dengan muka cuek. Tapi, masa bodoh. Tugasku hanya mengingatkan, karena aku tidak bisa mengubah mereka semua. Sialan...... mereka keterlaluan.....wan....wan..... seperti setan. Mereka bolos lagi, aku tak habis pikir, mengapa untuk latihan seperti ini yang sudah tentu dan jelas berbermanfaat mereka tidak mau hadir, tapi untuk masalah kelayapan, malah menjadi tradisi yang mendarah otot???? Sejak kejadian itu itu, aku mejadi agak malas untuk mengingatkan mereka. Kini aku megingatkan hanya sekilas, yang ingat Alhamdulillah, yang lupa innalilah.... berarti mereka sudah terserang virus K170 (kasatutujuhpuluh) yang mengakibatkan penyakit lupa. Sebenarnya banyak sih contoh alias sampel-sempel lain, tapi kalau aku ceritakan mungkin bisa jadi rausan lembar. Jadi silahkan diangan-angan sendiri, sekitar anda, bahkan diri anda. Apakah sudah terjangkit penyakit FORGETISM????

14 Nov 2010

Seuntai Kenangan

Pagi ini cukup dingin untuk membuatku malas beranjak dari tempat tidur. Mata yang masih ingin istirahat ini menambah kemalasanku, hari ini memang hari libur jadi aku bisa memuaskan diriku tanpa memikirkan pelajaran. Aku rasa tiada yang istimewa dariku, baik dari penampilan sampai skill tidak ada yang begitu menonjol, hanya saja aku sering ikut kegiatan yang sifatnya organisasi di sekolahku, jadi tak heran lama-lama namaku jadi agak sedikit melambung dan banyak dikenal oleh adik-adik kelasku bahkan guru-guru. (Aku tidak pernah niat jadi orang terkenal)

Jika aku lulus UN, mungkin tahun depan adalah tahun perpisahanku dengan sekolahku, teman-temanku dan tentunya hanya akan menyisakan lembaran-lembaran kenangan yang takkan terulang lagi. Di antara kenangan-kenanganku terselip sebuah kenangan yang selalu ku ingat hingga saat ini. Itu adalah ceritaku bersama seorang perempuan yang aku puja di sekolah.
Asam, manis, pahit, bahkan asin sekalipun pernah aku rasakan (aku tidak merasakan dengan lidahku lho.....:-p) bersamanya. Aku mengenalnya saat aku baru masuk di sekolah lanjutan pertama, ia cukup menarik perhatianku. Meskipun awalnya aku tidak pernah bertemu apalagi mempunyai perasaan terhadap perempuan yang kelasnya bersebelahan dengan kelasku ini.
Saat aku tahu aku sedang “Jatuh in Love” aku berusaha untuk memendamnya, namun sayangnya aku belum pandai berbohong, jadi lama-lama ketahuan juga, tapi tak apalah dia lebih baik tahu. Setelah hari itu, aku merasa kami semakin dekat meskipun jarak rumah kami terpaut jutaan centi meter (he. . . .he. . .he. . . biar tampah dramatis gitu jadi dibuat cm).  Jujur aku sering merasa gugup apalagi saat berbicara dengannya, matanya yang indah juga membuatku tambah gugup untungnya jantungku masih kuat berdetak. Sampai pada suatu detik, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatiku kepadanya, dengan bahasa yang amburadul akhirnya selesailah kalimatku untuk memintanya jadi kekasihku.
“Wah........ itukan kenangan manis........ trus yang asin, asam sama pahitnya mana????”
Sabar..... sabar.......... “Setiap ada pertemuan tentu ada perpisahan, ada dekat ada jauh, ada sayang ada benci” (wuih, kalimat darimana tu???  Tau ah pokoknya aku pinjem dulu buat nglengkapin ceritaku) tentunya yang baca tulisan ini tahukan maksudku? Yang belum tahu maksudku ini, setelah sekian lama berpacaran dibenakku timbul rasa kasihan karena sepertinya ia terbebani dengan adanya aku. Ya, waktu itu aku sempat dengar ia kena marah gara-gara nilai ujian akademisnya anjlok. Wah aku jadi merasa nggak enak sama dia, akhirnya setelah nemu wangsit aku berniat membohonginya agar dia benci sama aku. Niatku agar dia tidak memikirkan aku alias mau mutusin dia, supaya pikirannya fokus ke pelajaran. Eh, setelah aku coba ternyata nggak berhasil. Rencana B, aku yang pura-pura marah sama dia gara-gara dia deket-deket sama temenku (sebenernya emang dia katanya lagi deket. sama temenku "PANAS"). Ternyata in manjur, tapi aku merasa kasihan, plus nggak tega buat ninggalin pujaan hatiku itu. (waktu itu, aku merasa orang yang tolol, nglepasin cewek yang sulit banget dapetinnya gitu aja). Tak bisa ku pungkiri, aku masih menyimpan rasa sayangku yang meluap-luap hingga tercipta beberapa tulisan tentang dia.
Sialnya, setelah aku putus dengannya banyak kabar miring yang bikin aku jadi ikut-ikutan miring. Seperti artis yang lagi kena masalah, aku dihujani pertanyaan dan kabar-kabar adanya orang lain antara aku dan dia. (wuih udah bener-bener sinting anak-anak) aku memang tidak menjelaskan semuanya ke anak-anak, takutnya karena mulutnya banyak, nanti versi ceritanya pasti beda-beda.
“Eh bos..... yang di atas masuk yang asam, asin atau pahit???? Nggak jelas deh keliatannya”
Sudah..... jangan protes!!!! Itu terserah yang baca mau dimasukin yang mana. Eh, pembaca yang terhormat maaf atas ketidak nyamanannya, mari kita lanjutkan. Sampai dimana kita tadi? Oh ya, setelah berbulan-bulan putus, sumprit aku jadi kesepian banget. Sekarang waktu malam sudah nggak ada yang disms, diajak ngobrol apa lagi buat bercanda. Aduh........ kangen berat. Kehidupanku yang dulunya aku isi dengan semangat dan senyuman kini berubah jadi kebosanan. Yah, aku akui dia memang mengubah hidup aku, si cantik itu yang menemaniku setiap waktu.
Meskipun sudah putus, aku masih terbayang-bayang senyuman manjanya itu. Aku berharap bisa mengulang masa lalu. Setelah sekian waktu aku berharap, kini memang kami dekat karena kami satu kelas. Tapi nggak apalah, meskipun udah nggak pacaran lagi, aku tetep masih punya rasa khusus yang aku simpan buat dia, kini aku bersemangat lagi. Ya, aku juga kadang heran mengapa harus dia??? Sedang sekarang aku tahu dia sudah tidak suka apalagi “c.i.n.t.a” sama aku. Terkadang aku juga tidak bisa menuliskan isi hatiku dengan jutaan kata yang telah ada. Sampai detik ini, aku masih berharap denganmu, meskipun aku tahu mungkin sia-sia apa lagi sebentar lagi kita berpisah. Aku akan mengingat namamu, nama lengkapmu, tanggal lahirmu, wajahmu, senyummu dan mu..mu...mu... yang lainnya.
“loh.... kok endingnya melas banget kalimatnya??”
Terserah aku donk..... inikan ceritaku, “tiada masa paling indah, masa.... masa di sekolah, tiada kisah paling inidah... kisah kasih di sekolah” duh jadi ingat lagunya Alm. Chrisye. Eh..... itu tadi selembar kisah yang aku maksud, meskipun ternyata ini jadi berlembar-lembar nggak masalahkan, ini memang di sengaja. Jangan marah apa lagi dendam nggak baik.



7 Nov 2010


Jangan Bunuh Harapanku
(Curhatku Tentang Sekumpulan Pembunuh Keji
Yang Berusaha Membunuh Harapanku Selama Ini)


Matahari semakin rendah, seakan lelah untuk menananti pekerjaanku yang belum terselesaikan. Hari itu aku bersama teman-temanku yang kebetulan semua perempuan mengerjakan tugas yang telah tertunda, selain karena terlalu banyak omong mungkin kami terlalu banyak membicarakan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan tugas yang akan kami selesaikan, sehingga tugas yang kami kerjakan tidak selesai sesuai target yang sudah aku tentukan.
Perut lapar, tugas banyak, semuanya seakan mamaksaku untuk mengelurkan energiku secara ekstra. Ditambah lagi sebelum itu kami bermasalah dengan pembina kegitan kami yang kebetulan adalah guru bahasa inggris kelas IX. Untung saja masalah kami tak berlarut-larut, dan dengan mudah kami melupakan masalah kami sejenak untuk berkonsentrasi mengerjakan tugas ini. Saat mengerjakan, kami memang ditemani oleh guru lain. Meskipun beberapa tidak melakukan apapun (hanya mengawasi) tapi kami sangat mengahargai itu.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 15.47, sementara itu pekerjaan kami beberapa masih belum terselesaikan. Saat itu semua tenang, dan seperti mendapat ilham, jari-jari lentikku seperti menari dengan cepat diatas keyboard laptop lenovo yang ada di depanku. Ya, aku saat itu mendapat pemikiran jernih dalam menulis seperti yang sering aku dapatkan pada malam hari, kata demi kata tersusun rapi  sehingga terbentuklah sebuah paragraf dengan beberapa kalimat di dalamnya.
Namun hal itu tak berlangsung lama, sampai salah satu temanku mengungkit masa laluku dengan seseorang yang aku sayangi, bahkan. Memang, menurutku dialah yang membuatku semangat dalam melakukan semua kegiatan. Namun setelah beberapa menit mereka bergunjing tentang cewek ini, tiba-tiba kata demi kata yang keluar dari mulut mereka seakan menusuk perasaanku. Mereka dengan bangganya menyalahakan diriku karena aku meninggalkan perempuan yang aku kagumi, mereka juga seperti malah MENGHARAMKAN aku untuk berdekatan dengan cewek kelahiran 2 Nopember 1995 ini. Disaat demikian aku memang terdiam, aku memang merasa sangat bersalah waktu itu, tapi tak seharusnya mereka membicarakan hal ini kepada orang lain. Mereka seakan tahu semua yang aku alami, padahal aku sendiri berani taruhan bahwa mereka tidak tahu menahu sedikitpun tentang pengalamanku saat aku masih bersama perempuan yang berjilbab itu. Mereka hanya tahu sebatas penilaian orang lain, jadi sama artinya mereka memelihara pendapat orang tak bertanggung jawab, dan yang paling membuat aku ingin berteriak dan menangis saat mereka membandingkan diriku dengan lelaki yang digembar-gemborkan dekat dengan perempuan yang aku sukai, apalagi mereka bilang kalau yang berpendapat demikian adalah perempuan yang aku harapkan itu, padahal setelah aku bertanya langsung kepada anaknya, dia tidak pernah berkata demikian, menurutnya itu adalah kebohongan yang dikarang mereka sendiri.
Lebih dari 30 menit mereka mencaciku, disaat seperti itu aku merasa tak berdaya dan seperti diremehkan. Entah mengapa, karena tidak kuat lagi dan aku menganggap mereka tidak punya perasaan. Mereka bilang kalau aku sudah ingin menangis, namun mereka tetap melanjutkan sehingga denga sedikit nada jengkel aku berdo’a agar mereka mendapat balssan yang benar-benar setimpal karena meremehkan aku.
Setelah kejadian itu, perutku terasa sangat lapar. Jadi aku berusaha untuk tetap diam. Tapi karena masih ada kata-kata yang mengusik gendang telingaku. “Sialan, orang tak punya perasaan” batinku. Daripada aku sakit hati lagi, aku langsung pulang tanpa menyapa anak-anak seperti biasanya. Jujur saja, selama perjalanan pulang aku hanya meyakinkan pikiranku, bahwa ia tidak begitu.
Mungkin saja seandainya aku bimbang dengan pikiranku, sekarang aku tak punya harapan yang membuatku semangat dalam melakukan kegiatan. Aku sadar, kata bapakku, “cinta tak harus memiliki” sehingga aku hanya sebatas suka, namun seandainya dia merespon baik ya. . . . .kebetulan saja, dan alhamdulillah, sampai saat ini aku masih bisa berkomunikasi dengan perempuan yang tinggal di Bulu  itu. Semoga ini akan berlangsung lama.  

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More