Widget by Blogger Buster

Linux Jatirogo

Selamat datang di Sahabat DW. Sebuah blog berisi tulisan amatir seorang siswa dan penggila Open SOurce Software

Sahabat DW

Kenanglah, karena kenangan terciptu untuk dikenang. Sebuah kenangan akan sangat berarti jika dapat merasakan makna dari kenagan yang terkenang itu

Sahabat DW

Andaikan pengalaman dijual di toko-toko tentu pengalaman akan mudah didapatkan, dan tentunya di dunia ini nggak ada orang yg nggak berpengalaman.

Sahabat DW

Sebuah jejak akan hadir setelah kita memilih untuk melakukan sesuatu, baik buruk jejak tergantung pilihan kita

Sahabat DW

Jangan ragu untuk melangkah, karena takdir dan mimpi tidak pernah salah, mereka berjalan di jalan yang memang seharusnya. Mari abadikan semua ada pada kita dengan menulisnya

31 Jul 2011

23 Juli 2011


Tukang pijit kamar Mas'ud????
Berbekal keyakinan akhirnya aku beranikan tanganku untuk mengurut pergelangan tangan temanku yang terkilir, dengan membaca do'a dan surat-surat pendek aku tiupkan udara kecil ke bagian yang dirasa sakit. . . .mulutku tak henti-hentinya berkoat-kamit membaca sholawat semoga yang aku pijat lekas sembuh.
Yah, awalnya aku merasa kasihan manakala melihat temanku terkilir tangannya saat jatuh terpeleset di kamar mandi pagi tadi. . . . “Sudah jangan cengeng, preman kok kesleo dikit ngeluh terus. . . . . .insyaallah ntar habis subuh sehat” kata itu mengalun begitu saja. . . dan alhamdulillah, pagi harinya tangannya sudah normal. <mungkin kebetulan>
selang dua hari temanku mendadak demam, lagi-lagi rasa kasihanku muncul lagi, tanpa perintah aku langsug memijat lengan dan bahu serta ruas-ruas jarinya, . . . .seperti kemarin mulutku juga komat-kamit, aku mengharap kesembuhan akan anak ini, dan alhamdulillah juga, sore harinya dia sudah segar bugar, <Mungkinkah kebetulan lagi?> Allah yang menghendaki kesembuhannya,

30 Jul 2011

21 Juli 2011


Tips mendapatkan yang cukup bagus dan nafas panjang.
  • Tanpa Resiko
Masukkan kedua jari tangan kedalam mulut hingga masuk ketenggorokan hingga terdengar suara “uuqgh” (mirip orang mau muntah) minimal lima kali sehari. Insyaallah syaraf akan terangsang dan suar juga menjadi lebih berkualiatas.
*Jangan dilakukan saat puasa, bisa batal nanti puasanya!

  • Sedikit beresiko
  • Puasa mutih 4 dulu, artinya tidak makan sesuatu yang bernyawa dan garam kecuali tumbuhan.
  • Setelah itu manakiban denga menyembelih ayam putih mulus, namun jangan sampai ikut makan ayam itu, dan untuk bagian kepala jangan dimasak dahulu, bungkus plastik dan simpan.
  • Pergi ke 7 makam dan bawa kepala ayam tadi (Boleh bawa teman)
  • Nanti pada tiap makam akan ada orang yang berusaha untuk merebut kepala yang kamu bawa, namun jangan samapai kamu serahkan, jika kamu serahkan maka artinya kamu gugur. Jangan kaget kalau orang yang merebut nggak punya kepala soalnya kepalanya kamu bawa.
  • Setelah satu makam berhasil, lanjutkan ke makam lain hingga makam ke 7
  • saat adzan subuh orang-orang tadi akan lenyap, maka pulanglah dan masaklah kepala ayam tadi, lalu makanlah.
Aku sendiri belum pernah mencoba cara yang kedua, tapi dari beberapa orang mencoba banyak yan berhasil hingga lomba qiro'ah tingkat nasionalpun ia berhasil.
* Tips ini aku dapatkan dari kyai yang mengajarku

27 Juli 2011


“Maaf pak, buku saya tertukar dengan musthola hadits” wah, kacau benar hari ini, baru kali ini aku membuat sebuah pelanggaran kecil, meskipun kecil dan belum mendapata ta'ziran alias hukuman tapi merasa sangat bersalah dan tentunya dag-dig-dug.
“udah salah kok masih dilindungi?” kata batinku, iya-ya mengapa Pak Saifudin tidak memarahiku? “Santai saja, enakkan daripada kena ta'ziran?” kata batinku satunya. “wah-wah jangan gitu donk, mumpung masih ada kesempatan nanti istirahat balik kepondok ambil terus tambal tulisan yang kurang. Hormati gurumu” kata batinku yang lain. Satu hal lagi yang membuat ku bingung, “memangnya aku punya berapa batin ya?” tanya batinku yang kecil. . . .????

******
Jam istirahat tiba, aku langsung berlari menuju kamaraku, huh sial sudah capaek-capek lari eh sampai di kamar baru ingat kunci almariku ada di tas, huft lari lagi. . . . . . .
Setelah kembali ke kelas mengambil kunci di tas, aku lari lagi menuju pondok, haduh rasanya kakiku cenat-cenut. . . ah langsung lari lagi menuju ke kelas dan buru-buru menyalin tulisan yang ada di papan tulis. “semoga tidak telat” bisik batinku.
Alhamdulillah finish juga. . . .
*Pak terima kasih kesempatannya!

21 Juli 2011


Tips mendapatkan yang cukup bagus dan nafas panjang.
  • Tanpa Resiko
Masukkan kedua jari tangan kedalam mulut hingga masuk ketenggorokan hingga terdengar suara “uuqgh” (mirip orang mau muntah) minimal lima kali sehari. Insyaallah syaraf akan terangsang dan suar juga menjadi lebih berkualiatas.
*Jangan dilakukan saat puasa, bisa batal nanti puasanya!

  • Sedikit beresiko
  • Puasa mutih 4 dulu, artinya tidak makan sesuatu yang bernyawa kecuali tumbuhan dan garam.
  • Setelah itu manakiban denga menyembelih ayam putih mulus, namun jangan sampai ikut makan ayam itu, dan untuk bagian kepala jangan dimasak dahulu, bungkus plastik dan simpan.
  • Pergi ke 7 makam dan bawa kepala ayam tadi (Boleh bawa teman)
  • Nanti pada tiap makam akan ada orang yang berusaha untuk merebut kepala yang kamu bawa, namun jangan samapai kamu serahkan, jika kamu serahkan maka artinya kamu gugur. Jangan kaget kalau orang yang merebut nggak punya kepala soalnya kepalanya kamu bawa.
  • Setelah satu makam berhasil, lanjutkan ke makam lain hingga makam ke 7
  • saat adzan subuh orang-orang tadi akan lenyap, maka pulanglah dan masaklah kepala ayam tadi, lalu makanlah.
Aku sendiri belum pernah mencoba cara yang kedua, tapi dari beberapa orang mencoba banyak yan berhasil hingga lomba qiro'ah tingkat nasionalpun ia berhasil.
* Tips ini aku dapatkan dari kyai yang mengajarku

20 Juli 2011


Kami tertawa melihat teman kami yang ya. . .bisa dibilang belum tahu aa-apa soal menulis dan membaca tulisan arab, amun aku sangat tertarik dengan semangatnya. Benakku sempat bertanya “mengapa ia masih betah tinggal di tempat ini? Sedangkan kemarin di kelasku sudah ada dua santri yang keluar padahal mereka sudah bisa menulis dan membaca, hebat”. Di balik casingnya yang bisa dibilang jumbo, ia memiliki semangat yang tak kalah besar dengan body-nya.
Bagiku itu adalah “benar-benar” belajar, ya belajar sehingga dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan yang setiap hari selalu berusaha menjadi lebih baik lagi.
Lalu, megapa aku dan kawanku tadi menertawannya? Ada yang lucu dari niat untuk belajar? Atau apakah mungkin kami yang sesungguhnya bodoh? Bisa jadi. Tapi hari ini ia hebat bagiku, thank for your inspiration . . . . . . .
Inspirade by : Pratama Aji

19 Juli 2011


Aku masih heran dengan suara itu, suara yang mirip radio butut itu sepertinya tak ada lelahnya mengingatkan kami semua agar tidang melnggar peraturan yang tentunya akan merugikan kami sendiri.
Kicauan burung seakan bersahutan dengan suara yang entah dari mana sumbernya itu, menurut kabar hari ini akan diadakan operasi buku pelajaran, jadi semua siswa dihimbau untuk masuk ke dalam kelas seblum bel berbunyi.
Mungkin karena itu, sejak matahari belum muncul tadi banyak dari mereka yang sibuk menata lembaran buku dan membawanya ke sekolah, ada yang memasukkannya ke kardus, ada juga yang membawa koper dan ada juga yang menggotongnya dengan tali. “meskipun berat, namanya juga aturan, lama-lama juga terbiasa” tutur seorang santri.
Aku akui awalnya aku tak mengerti mengapa banyak yang berminat masuk ke tempat yang boleh dibilang punya banyak aturan ini termasuk aku, namun akhirnya aku paham, ini adalah tempat yng cukup tepat untuk menjadi lebih baik dan lebih sadar akan batasan dan hukum, sehingga banyak yang berharap bisa menjadi lebih baik terutama dalam segi moral di tempat ini.

18 Juli 2011


Nalika mripat-mripat luwih ciyut tinimbang isi semangka, “si mbah” isih wae maringi pitutur sing kaawalan saka kitab tafsir, nanging sayange kancaku kabeh katon padha ngantuk, salah siji sebabe amerga si mbah yen mulang rada nggremeng, sawise pirang-pirang menit, eh lha dalah si mbah malah melu ngantuk. Nanging bedhane ngantuke si mbah namung mripate dene suarane isih ngendika soal bojo lan masalah siksa kuburan.
Jujur wae, aku dhina iki yo rada lemes, lantaran awakku rada panas, sirah ngelu, irung yo mampet perkara umbel, hasile awak dadi klimprak-klimpruk tur ngantuk ning jero kelas.
Wis rada suwe aku gak nulis, eh nulis-nulis malah nganggo bahasa jawa, batinku “kok kadingaren”. Nek ngene iki, aku dadi kelingan Pak Dadija sing tau mulang aku biyen, alhamdulillah pandom jam wis pinuju ing jan setengah siji, limang menit maneh berarti wis arep mulih. Siap-siap dhisik mengko nek tekan pondok, arep istirahant dhisik sadurunge ngaji. . . . . . . . .

P.I.D


“Paper In Drawer”
Alat Komunikasi Para Santri

Alhamdulillah, sudah beberapa pekan aku lewaati dengan perasaan gembira di Pondok Pesantren Roudlotul 'Ulum ini. Tak terasa sebentar lagi sudah menginjak bulan suci Romadlon, banyak hal yang aku temukan di sini, termasuk salah satunya adalah alat komunikasi yang bisa dikatakan adalah perkembangan dari surat, meskipun demikian alat komunikasi ini cukup menarik perhatianku.
Awalnya aku cukup bingung dengan sistem komunikasi macam ini, namun pada akhirnya aku paham juga, cara/sistem komunikasi ini mungkin bisa disebut “Paper In Drawer” alias P.I.D alias kertas dalam laci. (Maaf kalo salah, soalnya belum lihat kamus). Aku menganggap latar belakang adanya sistem komunikasi macam ini dikarenakan keinginanan para santri untuk berkomunikasi sekaligus mempererat tali persaudaraan dengan teman lawan jenis namun tidak dapat terwujud lantaran larangan membawa hp.
Cara kerja P.I.D ini cukup sederhana, yakni dengan menulis sesuatu pada sebuah kertas kemudian saat jam pulang sekolah tinggalkan kertas tersebut pada laci meja teman yang ingin diajak berdiskusi, nah ketika sore hari kelas akan digunakan oleh anak-anak putri sehingga secara otomatis yang bersangkutan akan membaca dan membalas serta meletakkannya pada laci yang sama, nah keesokan harinya barulah akan dibaca oleh si pengirim, beitu seterusnya.
Bagaimana? Tertarik?? eits,. Tinggu dulu, semua hal yang diciptakan manusia pasti memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Nah dampak positif dari P.I.D ini salah satunya adalah menjaga “Hablum min an-nas” atau hubungan antar manusia sebagai mana yang telah dianjurkan dalam Al-Qur'an agar selalu mempererat tali persaudaraan, kedua dapat saling berbagi pengalaman dan tentu dapat dijadikan tempat diskusi, secara otomatis wawasan bisa sedikit bertambah, sedang wajah negatif P.I.D salah satunya adalah kecenderungan untuk menganggu pelajaran, kalau soal privasi tentunya para santri harusnya belajar dulu kitab akhlaq.
Lalu, apakah kegiatan macam ini termasuk pelanggaran UU di pondok? Umm.... bisa jadi, jika ini mengganggu kegiatan belajar mengajar, namun selain itu mungkin ini BUKAN atau mungkin juga BELUM dianggap sebagai pelanggaran, karena belum tertera dalam UU peraturan, selain itu, berkomunikasi dan menulis adalah kebebasan setiap individu, dengan berkomunikasi peluang untuk menambah wawasan cukup besar, namun dalam berkomunikasi tetap harus tetap memegang teguh etika dan akhlaqul karimah.
Jadi pada intinya, asalkan para santri tetap mau memegang teguh etika, maupun akhlaqul karimah insyaalloh bekomunikasi termasuk P.I.D tidak menjadi masalah dan tentunya dampak negatif dapat diminimalisir. Satu hal lagi, komunikasi adalah milik semua makhluk, dan mungkin perkembangan zaman sangat sulit di kendilkan, namun agama dan keimanan serta ketaqwaanlah yang dapat membatasi serta mengurangi resiko buruknya.

“Saridin” Tokoh Inspirasi Baru,


“Saridin” Tokoh Inspirasi Baru

Akhir dari minggu pertamaku belajar di YPRU aku sudah mulai terbiasa dengan sibuknya kegiatan di pondok pesantren Roudlotul “Ulum ini. Di sisa siang yang cukup cerah itu aku sedang asik mendengar dongengan dari kyaiku tentang murid Sunan Kalijaga bernama Saridin (Syeh Jangkung). Dalam dongengan Kyai Abing, aku cukup banyak menangkap banyak hal dan aku bisa menganggap bahwa tokoh Saridin adalah penggambaran orang yang suka mencari sensasi.
Saridin itu sebenarnya adalah orang yah, bisa dibilang sakti dan berilmu tinggi, karena dia pernah menjadi murid Sunan Kalijaga. Pada suatu masa dikisahkan Saridin bahwa Saridin dan keluarganya adalah termasuk golongan orang miskin, sedangkan kakak kandungnya telah dipersunting oleh orang kaya. Suatu hari Saridin berniat ingin meminjam uang kepada kakaknya untuk makan anak istrinya.
Saridin : Mbak, aku nyilih duwite yo . . .kanggo yambung nyawane anak bojoku.
Mbak : Wah Din, sepurane yo iki kabeh bandane bojoku aku gag wani nek langsung jupuk tanpa ijin dhipik. Entenana dhipik nganthi bojoku rawuh.
Akhirnya datanglah si suami dari kakaknya Saridin, kemudian kakaknya Saridin menceritakn semua yang telah dikatakan Saridin tadi.
Suami : Owalah Din. . .din. . . .gak perlu nyilih, ngene wae aku duwe kebun duren jagakna, nek menawa durene ning kebonku ceblok wayah awan iku jatahku, nek wayah wengi iku artine durenmu, piye?
Saridin : Wah, matur nuwun kang. Nek mengkono aku tak mangkat dhipik.
Pada malam harinya Saridin mulai melakukan pekerjaan barunya, menunggu durian jatuh. Akhirnya pada suatu waktu dia mendengar suara durian jatuh, namun sayang saat asal suara itu dekati tidak ada satu durianpun di tanah yang jatuh, kejadian itu berulang berkali-kali hingga membuatnya jengkel. Akhirnya pada suara duren jatuh yang kesekian kalinya ia melihat sesosok macan yang mengambil duriannya, akhirnya iapun menombak macan itu hingga mati. Saat macan itu didekati Saridin kaget bukan main karena saat kulit macan itu dipegang ternyata kulit itu menjadi jubah, dan macan tadi berubah menjadi kakak ipar Saridin. Karena takut akhirnya Saridin memutuskan untuk pergi ke pengadilan pati namun ia membawa mayat kakaknya tadi dengan diselimuti jubah sehingga kakak iparnya kembali jadi macan.
Hakim : Din, iki sapa Din??
Saridin : Macan pak.
Hakim : Sing mateni sapa Din??
Saridin : Kula pak.
Kemudian macan itu dibukan jubahnya maka tampaklah mayat kakak ipar Saridin. Kemudian Hakim bertanya lagi.
Hakim : Iki sapa Din??
Saridin : Nek niku bojone mbak kula pak
Hakim : Lha sing mateni sapa Din
Saridin : Lha duka pak, mboten kula . . .nek macan sing mateni kula nek niku mboten kula.
Hakim jadi sedikit bingung, sehingga si hakim mengulang pertanyaan-pertanyaan tadi namun jawaban saridin tetap sama. Sehingga hakim memutuskan untuk memenjarakan si Saridin.
Hakim : Yo wis Din, ngene wae amerga awakmu wis jujur, iku dak wenehi hadiah omah lawng siji, ning bojo lan anak-anakmu aja digawa.
Saridin : Inggih.
Setelah beberapa minggu dipenjara terdengar isu bahwa Saridin sering pulang ke rumah menemui istri dan anaknya. Sehingga pada suatu hari hakim bertanya
Hakim : Din, bener sliramu sering mulih?
Saridin : Inggih
Hakim : Loh lha lewat ngendi?
Saridin : nggih medal pintu
Hakim : Lawang? Sapa sing bukak?
Saridin : Dibikakne pengeran.
Karena marah, si hakim akhirnya memutuskan untuk memindahkan Saridin ke sebuah kotak yang tidak berpintu, sebelum itu Saridin berpesan agar kotak tempat tinggalnya kelak jangan sampai ada libangnya, karena nanti kalau hujan takut kebocoran, namun hakim dan anak buahnya tidak menghiraukannya. Hingga pada saat kotak hampir jadi, Saridinpun dimasukkan ke dalamnya, namun saat hendak selesai tiba-tiba saeidin muncul keluar dan ikut memaku kotak tersebuat.
Saridin : iki lo isih bolong, nak kudanan piye?
Prajurit : owalah iyo, wis-wis ndang mlebu maneh.
Kejadian ini terjadi berkali-kali sehingga membuat prajurit kesal dan melapor kepada hakim, akhirnya hakim memutuskan untuk menggantung Saridin. Saat hendak digantung, lag-ilagi Saridin berpesan jika nanti tidak kuat menarik Saridin, makan Saridin siap membantu menarik. Namun lagi-lagi mereka tidak menghiraukan Saridin.
Saat penggantungan tiba, saat henda ditarik, tiba-tiba sosok Saridin ikut menarik tali yang digunakan untuk mengantung dirinya. Hakimpun kembali marah dan akhirnya Saridin diusir dari tanah Pati.
Setelah pengusiran tersebut Saridin lari menuju Kudus, disana ia menemukan sebuah pondok pesantren, akhirnya ia memutuskan untuk tinggal dan belajar disana. Tanpa disangka itu adlah pondok milik sunan kudus.
Suatu hari saat para santri sedang minimba air untuk mengisi kulah (kamar mandi) Saridin mempunyai niat untuk membantu. Namun Saridin tidak mempunyai ember karena ia adalah santri baru.
Saridin : kang aku arep ngewangi ning aku oleh nyilih timbane gak?
Santri : nglurua timbamu dhwe, apa iku lo ngangg kranjang sing bolongane gedhe (sambil menunjuk)
Saridin : o, yo wis sampean ndang ngaso dhipik, tak isine aku dhewe.
Para santripun akhirnya hanya melihat Saridin mengisi keranjang yang mereka pikir mustahil untuk diidi air, karen lubangnyanya sebesar kepala, namun bukan Saridin namanya kalau tidak membuat kaget, dalam sekali timba keranjan tadi langsung terisi air, dan dengan sekali guyur kulah yang tadi kering menjadi langsung penuh. Melihat kejadian ini para santri akhirnya melaporkannya pada sunan kudus, hingga akhirnya Saridin mendapat larangan menggunakan ilmunya.
Pada suatu tempo saat makan bersama, Saridin tidak kebagian jatah ikan karena jatah Saridin diambil oleh santri lain, kemudian Saridin menuju kubangan air buangan dan memasukkan tangannya kedalam airnya, dengan ajaibnya dari tangan Saridin keluar ratusan jenis ikan, santri yang melihat inipun melaporkan Saridin ke sunan kudus.
Sunan : lah apa Din?
Saridin : ngluru ulam yi,
Sunan : loh, ning kalenan ana iwake?
Saridin : menawi pengeran ngersakke nggih wonten yi, nek wonten toya nggih wonten ulame
Mendengar itu, sunan kudus akhirnya mengambil kendi (tempat air minum dari tanah)
Sunan : lha ning kene ana din? (Sambil menunjuk kendi)
Saridin : menawi dipun kersake kaliya pengeran nggih wonten
Sunan : Yowis, dap pecahe
Kendipun dipecah, dan ternyata Saridin benar, dalam askan ada ikannya.melihat itu, sunan kudus lalu memerintahkan santrinya untuk mengambil buah kelapa
Sunan : lha iki apa din?
Saridin : krambil
Sunan : ana apane din?
Saridin : nggih wonten sepete to yi
Sunan : ning jerone sepet ana apane din?
Saridin : nggih bathoke krambil
Sunan :lha ning jerone bathok ana apane din?
Saridin : nggih wonten cikalan tow yi,
Sunan : lha ning njerone cikalan?
Saridin : nggih wonten toyane to yi,
Sunan : ana iwake?
Saridin : menawin dipun kersakke pengeran ngih wonten to yi,
Akhirnya sunan kuduspun membelah kelapa itu, dan lagi-lagi Saridin benar didalam kelapa itu ada ikannya. Karena dipermalukan akhirnya sunan kudus marah dan mengusir Saridin
Sunan : wis din ngene wae, aja pisan-pisan maneh ngidak tanah kudus, minggata
Saridin : inggih
Namun ternyata Saridin tidak pergi melainkan sembunyi didalam jamban pondok pesantren, suatu hari saat istri sunan kudus ingin buang air tiba-tiba daerah kewanitaannya ditusuk-tusuk Saridin menggunakan kembang kenanga, alhasil, istri sunan kudus tersebut menjerit dan membuat geger seluruh pondok, akhirnya setelah dicari masalahnya Saridin ditemukan masih didalam jamban.
Sunan : loh din, awakmu wis dak utus minggat isih wae ning kene
Saridin : lah panjenengan pesenipun supados kula mboten ngidak tanah kudus, lha niki kula ngidak tai
Sunan : Wo bocah guendeng
Saridin : akhirnya Saridinpun lari dan dikejar oleh seluruh santri, hinggi disuatu tempat ia bertemu dengan sunan kalijaga, kemudian ia dihukum untuk bertapa dilaut, padahal sunan kalijaga tahu bahwa Saridin tidak bisa berenang, akhirnya karena kebiksanaan sunan kalijaga Saridin diberikan dua buah kelapa untuk pelampung.
Nah itu cerita Saridin alias Syeh Jangkung yang aku dengan dari kyai Abing, menarik? Yah, menarik bukan itu tergantung para penikmat cerita mengambil hikmah dari sisi mana, satu lagi hal yang aku ingin tanyakan pada para pembaca blog ini, apakah Saridin mirip dengan Gayus Tambunan?

Langkah Baru


Langkah Baru
Baru 3 minggu lalu aku meinggalkan Jatirogo, namun entah mengapa Kamis 29 Juli kemarin saat mulai masuk ke kawasan kelahiranku aku merasa rindu, aku rindu senyum ibuku yang membuatku selalu merasa tenang, kumis bapakku yang malang melintang yang selalu mengingatkan aku aga jadi laki-laki setegas beliau.
Hari pertama mungkin karena belum terbiasa sehingga badanku cukup terasa pegal, selain itu waktu tidur di tempat ini lebih singkat dibanding jika aku tidur di rumah, bagi mereka waktu adalah ilmu, jadi sudah banyak dari mereka yang mulai sadar untuk tidak menyia-nyiakan waktu, mungkin aku harus segera beradaptasi dan mengubah sedikit demi sedikit kebiasanku untuk bersantai, namun aku tetap harus bisa menikmati apa yang akan aku lakukan hari ini, maupun esok.

Hafalkan Atau Kau Tidak Naik
Awal aku masuk aku cukup bingung, mengapa aku harus menghafal untuk dapat naik ke jenjang kelas yang lebih tinggi? Padahal selama ini nilai lebih sering menjadi pedoman di beberapa sekolah di tempat asalku. Al-kulina min Al-biyasa, Al-biyasa min Al-dipaksa, kalimat plesetan dari guruku yang menjadi pedomanku untuk hari ini. Mau tidak mau aku harus menghafal yang namanya Al-Fiyah Ibnu Malik, dimana jumlah baitnya adalah 1000 bait. Satu dua hari. Aku mulai terbiasa dengan hafalan ini, semoga pada hari setoran nanti aku benar-benar hafal sesuai jumlah yang ditentukan.

Apa Karena Materai?
Di lingkugan YPRU ini cukup dikenala karena kemudahannya untuk mengeluarkan anak yang tidak mentaati peraturan. “Pondok Roudlotul ‘Ulum ini, menggunakan sistem mateari, jadi tiap kali kamu melakukan pelanggaran kamu akan diminta untuk membuat pernyataan bermaterai, satu kali, anda masih aman, dua kali, surat peringatan melayang ke orang tua anda masing-masing, tiga kali alamat anda tidak naik kelas, kalau tambah lagi satu anda akan kami antar pulang (dikeluarkan)” Kata Yi Najib saat muqodimah masuk pertama.
Selang beberapa waktu aku jadi terngiang kalimat-kalimat itu, apakah mereka yang ada di sini melakukan semua hal karena terpakasa? “ha. . .ha. . .kang. .kang. . .ya nggaklah, nanti kalau berbuat baik karena materai, sia-sia donk perbuatan baiknya. Begini saja, kalo pengen sukses di sini, lupakan soal materai, tapi ingat kamu selalu dishooting sama yang buat bumi ini, maka insyaallah kamu nggak akan lilmaterai, tapi lillahita’ala” Tutur santri yang sudah lama tinggal di YPRU itu. Setelah aku pikir-pikir benar juga, toh meskipun peraturan di sini bisa dibilang sangat ketat, namun aku rasa hasilnya nanti juga kembali pada pribadi masing-masing.

Anda Butuh Kami, BUKAN Kami Yang Butuh Anda
Ya, aku rasa di YPRU atau di ponpes lain cukup tepat dengan kalimat di atas, terbukti saat pengajian semua santri memliki kebebasan, mau tidur, mau mendengarkan asalakan tidak bicara dengan teman lain, dan tidur dalam keadaan tidak duduk. “kebebasan itu boleh, karena kebebasan itu milik siapapun, namun setiap kebebeasaan harus ada batasannya, nah aturanlah yang membatasi hal tersebut. Meskipun dibatasi, tentu setiap aturan memiliki maksud yang baik, dan kebaikan itu akan kembali pada anda juga”.

YPRU Ponpes Besar?
Soal yang satu ini aku menulis sesuai dengan apa yang banyak dikatakan oleh teman-teman dan beberapa wali santri lain. Beberapa hari kemarin aku cukup kaget mendengar bus baru milik pesantren telah tiba, menurut para santri senior rumor ponpes akan membeli sebuah bus sudah mencuat sejak satu tahun kemarin, dan hari itu adalah pebuaktian kata-kata para kyai yang pernah menyebarkan berita beberapa waktu lalu.
Luas? Ummm, aku rasa cukup luas untuk menampung ribuan santri dari berbagai daerah. Aku rasa gedung-gedung di sini juga cukup tinggi, selain itu ada yang membuatku heran, saat tahu kalau YPRU ini memiliki rumah sakit/klinik yang wow besar, dimana sudah mencakup apotek, dan kendaraan-kendaraan semisal dua ambulance dan sebuah mobil operasional. Soal olah raga, pondok ini mau membeli sebidang tanah untuk dijadikan lapangan para santri.
Soal fisik pondok memang besar, namun soal kualitas menurut banyak pihak pondok ini juga patut diacungi jempol. Jumlah mapel yang lebih banyak dibandingkan sekolah lain, sepertinya tidak membuat gentar santri yang ingin belajar “Man Jada Wa Jada”.

Libur Adalah Barang Langka
Untuk hal ini, lebih cenderung untuk anak pondok, di sini santri diijinkan pulang 6 minggu sekali, namun itupun jarang diambil karena bagi mereka satu hari sama dengan tidak libur jika digunakan untuk perjalanan pulang. Untuk masalah liburan dirumah hanya bisa di nikmati saat awal 3-5 hari jelang puasa, 10 hari jelang idul fitri, dan tiap libur semester. Kembali lagi, waktu adalah ilmu disini.
Pada intinya disini para santri diajarkan untuk menjadi nasionalis, dan menjadi masyarakat yang bermoral dimasa depan kelak. “Selain ilmu kami juga mencari barokah dari guru dan ilmu yang kami terima”

7 Jul 2011

<KOSONG>
Aku sedang bingung tentang apa yang akan aku lakukan menjelang kepergiankku ke pondok pesantren. Beberapa waktu lalu, aku sempat berpikir untuk membuat sebuah kenang-kenangan khususnya untuk kawan-kawanku di sini yang ingin belajar soal linux berupa distro hasil remastering linux mint, dalam prosesnya cerita kuno sering aku alami, kau tahu, awalnya gagal, setelah berusaha kemudian berhasil. Yah itulah cerita kunonya, entah mengapa, linux yang aku beri nama linux jatirogo itu selesai aku buat dalam waktu yang cukup singkat. Ya, aku memang suka memaksakan tubuh kurusku ini untuk mengejar sebuah target, karena aku ingat nasihat guruku agar selalu membuat target dalam bekerja, dan benar hasilnya cukup membuatku puas, terlebih banyak pihak-pihak yang mendukung, dan kau tahu distro yang bisa dibilang masih kiddiesitu cukup sampuh untuk mengajak orang lain menggunakan program legal. Aku menjadi cukup senang dengan pekerjaanku, sehingga aku bermaksud untuk membuat release berikutnya dengan id name “agatha”. Namun sial, dikala waktu santaiku sudah hampir habis, kecelakaan menghapiriku, semua isi partisiku ludes lantaran orang ceroboh yang bisa aku katakan sok tau meminjam dan menghapus partisi linuxku. Hah. . .sialan. Harapan tinggal ocehan.
Jauh sebelum ini, aku pernah mempunyai ambisi untuk membantu rekanku menjadi sebuah penulis terkenal, yah meskipun lewat blog, namun aku cukup suka dengan semangatnya. Sebuah semangat yang bisa menginspirasi tulisan-tulisanku.
Ha . . . aku ingat saat aku masih di kelas 9 kemarin, aku, Anindia, Agatha dan Rakijan Suagung pernah berkhayal tentang masa depan kita, aku enjadi seorang programer dan devloper linux, dimana untuk maslah desain adalah bagian Anindia, dan untuk bagian game merupakan tugas dari Rakijan. ha. . .ha. . .kau tahu, untuk apa linux ini dibuat? Untuk mensponsori novel perdana yang ditulis oleh Agatha. Huft, bisakah? Aku tak tahu juga, kan itu belum terjadi.
Soal masa depan, kadang kadang ragu untuk berkhayal soal masa depanku sendiri, kau tahu tidak semua yang ada dilamunan akan sesui dengan bayangan yag kau tangkap dengan matamu, terlebih jika situasi seperti sekarang, yah aku sadar, harapan selalu ada, namun . . .
Ya, aku ingat yang pasti di dunia ini hanya beberapa hal termasuk kematian, kiamat dan beberapa lainnya, sedangkan yang lain hanyalah sebuah kemungkinan yang bisa jadi membuatmu selalu semangat dan bahkan down.
Sabtu esok, aku sudah mulai belajar dan membuat pengalaman di tempat lain lagi. Satu hal lagi yang pasti, semua pengalaman tentu berarti.

Ini Ceritaku, Apa Ceritamu??


Ini Ceritaku, Apa Ceritamu??
Cara Bodohku Menyebarkan Pengaruh FOSS

Aku mengenal FOSS, saat aku baru duduk di kelas 7 SMP. Aku ingat betul, saat itu aku belum pernah melihat komputer, apalagi mengoprasikannya. Saat pelajaran TIK pertama, guruku memberikan aku dan teman sekelasku untuk membuat sebuah poster untuk menentang pembajakan. Beliau sempat berkata, “silahkan cari refrensi dari internet”. Nah kata terkhir dari kalimat itu sempat membuat ku bertanya, apa itu internet, dan siapa yang punya? Karena memang saat itu aku masih bisa dibilang gaptek, jadi aku meminta bantuan kakak kelasku yang memang sudah lama kenal untuk mengajariku membuka internet, awalnya aku ditertawakan, namun masa bodoh, namanya orang bodoh mana sadar ditertawakan.
Saat browsing aku banyak bertanya temanku yang kebetulan dia cukup pandai soal komputing. Beberapa pertanyaan yang masih ku ingat sampai saat ini adalah, “ siapa sih yang bikin internet? Google itu apa? Kok komputer tau apa yang mau kita cari? Trus, yang ngasih tahu apa yang ingin kita lihat di internet ke komputer siapa ya? Kok ada lambang mirip bendera (lambangnya windows maksudku dulu)?” dan masih banyak sebenernya, namun tak perlulah aku sebutkan (nanti terlihat terlalu bodoh donk). Beberapa pertanyaanku tadi dijawab olehnya dengan sabar, namun saat aku bertanya “apa itu pembajakan?” sepertinya dia berpikir sejenak dan memberikan jawaban dengan membukan sebuah situs tetang makna pembajakan. Setelah aku baca, pertanyaanku tadi berbuntut, “lah, kalau begitu programprogam yang aku pakai ini ilegal donk?” temanku tidak menjawab, lalu saat aku browsing entah mengapa aku ingat kata “linux dan UNIX”, nama itu terkesanlucu bagiku, dan mudah untuk aku ingat, akhirnya setelah satu jam belajar ngenet aku baru tahu apa itu linux, meskipun aku belum paham betul, namun aku mulai tertarik dengan gambar pinguinnya. Singkatnya akhirnya aku mengumpulkan tugas TIK-ku berupa kertas yang aku gambar dan dibawahnya aku tulis menggunakan spidol “Mengapa pilih membajak kalau ada Linux yang lucu nan hebat”, saat aku ditanya guruku, aku hanya menjawabnya dengan senyum, karena aku belum tahu betul, takut malu. he. .he. .he. .

Slax Pacar Pertamaku
Sejak saat itu aku jadi gemar berinternet, dan mencari gambar tentang linux, aku jadi sangat tertarik, kemudian aku baru tahu kalau ada linux yang bisa digunakan tanpa menginstall, lalu tanpa pikir panjang aku downloadlah linux slax, dan dengan jantung dag dig dug. . .aku mencobanya di komputer temanku, dan waw aku tidak pernah melihat program seperti ini. Sejak tahu soal itu, aku sering menunjukkan ke temanku, namun mereka acuh soal hal ini, dan ada yang bilang “repot amat, masak kalau mau pake harus nyari flashdisk dulu, enakan windows langsung nggak pake ribet”. Aku jadi berpikir, apa benar ya , perkataan temanku, tapi aku jadi berpikir terbalik, dalam hatiku “kamu yang goblok, dikasih pancing malah milih ikan seekor”.

Laptop Adupac Pacar Setia
Saat aku duduk di kelas 8, orang tua membelikanku sebuah laptop. Saat baru beli, aku mendapat license windows 7 yang katanya sih, itu artinya windowsku asli bukan bajakan. Paling nggak aku nggak mau jadi orang munafik, nah aku pikir laptop ini adalah kesempatan untukku belajar lebih banyak soal linux.
Aku mulai sering mendownload bermacam-macam distro yang ada di dunia maya, lalu aku bootingkan melalui usb, dan aku cukup kagum, tiap distro memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Setelah beberapa waktu, akhirnya aku putuskan untuk menginstall linux, kedalam hardisku bersandingan dengan windowsku.
Waduh, pertama install aku bingung banget karena cukup jauh berbeda jika dibandingkan dengan menginstall windows (aku sering membantu orang mengingstallkan windows), akhirnya setelah coba-coba (karena nggak ada lagi yang pakei linux), aku baru tahu kalau perlu sebuah partisi swap jika mau menginstall linux. Dan akhirnya distro mandriva, adalah distro pertama yang aku install.
Semenjak melakukan dual boot ini, aku jadi jarang masuk ke windows. Entah mengapa, mungkin karena aku terlalu penasaran tentang apa yang ada didalam linux. Dari mandriva ini, aku belajar cukup banyak, aku baru tahu kalau aku bisa menambahkan berbagai aplikasi dari dvd mandriva. (Itu adalah dvd dari sepupuku, ia memberikannya waktu tahu kalau aku tertarik soal linux). Meskipun aku sudah memiliki mandriva di sistemku, namun aku tetap masih penasaran terhadap distro-distro lain, aku mulai jadi kolektor distro. Dan hingga aku masih setia menggunakan linux mint sejak mint 8 di rilis.
Aku tak bosan, malah semakin aku mencoba semakin aku banyak tahu. Saat semester dua di kelas 8 mulai berkahir, akhirnya aku memberanikan diri untuk “berkhotbah” soal linux kepada teman-temanku.

Caraku Mengajak Orang Pakai Linux
  • Pamer desktop, yups. . .cara ini cukup ampuh karena desktop di linux mudah sekali di modifikasi, beberapa temanku mau mengunakan linux karena tapilannya yang sudah aku rombak.
  • Bikin cerita soal linux, he. .he. . .aku sering membuat dan menceritakan tentang kehandalan linux, meskipun cara ini bisa di bilang kurang efektif tapi tetep aku lakukan.
  • Remastering, ya. . .aku meremaster linux yang ada di laptopku dengan segala aplikasi di dalamnya termasuk tampilan, kemudian aku bagi ke temen, cari ini sangat mujarab, terlebih kalau desktopku cantik, namun lama-lama tekor juga kalo ngasih dvd terus, jadi bwt selanjutnya aku putuskan untuk memberikan hanya file isonya.
  • Bikin virus, hal ini untuk membuktikan bahwa windows sangat rentan terhadap linux, sehingga bisa jadi pemikiran ulang untunk memilih aplikasi
  • Sedikit garam bohong. Nah ini cara yang aku suka, biasanya banyak anak minta tolong ke aku untuk menginstal ulang windowsnya, nah namun aku tentu tidak langsung menginstall windows, melainkan menginstall linux yang tampilannya aku modif sehingga identik dengan windows, biasanya aku tambah wine agar tidak curiga kalau menjalankan aplikasi .exe. Nah kalau di tanya, kk windowsnya aneh? Aku jawab, “tenang, ini windows racikanku, dah aku modif supaya nggak kena virus, kalau sampai ada virus ngrusak sistemnya, laptopku taruhannya.” nah biar nggak curiga aku juga instalin Office 2007. Dan setelah seminggu aku tanya, “giman windows buatanku?” banyak dari mereka cocok dan bilang ringan banget, nah saat itulah aku kasih tahu kalau itu linux, dan alhamdulillah mereka mau pake terus. Jika ketahuan alias gagal, terpaksa aku dual boot sama windows, dengan catatan linux masih tertanam.
Nah itu dia caraku memperkenalkan linux ke orang lain, kau tahu ini ceritaku, apa ceritamu??

Background Utama Linux Jatirogo. .

4 Jul 2011

Aku Dan Pertanyaan Di Otakku

Aku Dan Pertanyaan Dalam Otakku

Sempat aku membaca sebuah postingan di blog temanku, postingan tentang melakukan hal-hal yang dicintai dan mencintai semua hal yang dilakukan. Aku memang kangen dengan tulisannya, namun entah mengapa suatu saat aku ingin sedikit menyanggah tulisannya di blog itu. Mengapa? Karena aku lebih sering melihat dalam kenyataan banyak orang yang tidak mencintai pekerjaannya, apalagi melakukan yang dia cintai. Aku tahu post itu adalah sebuah motivasi, aku juga tak menyalahkannya, karena aku tak membayarnya untuk menulis. Yah, lagi-lagi selera membuat sebuah perbedaan. Indahkah perbedaan selera itu?
Aku pernah memiliki pertanyaan konyol yang ingin aku tanyakan pada meja tua di ruang tamuku. Aku sangat ingin bertanya mengapa ia mau jadi meja? Mengapa meja itu saat masih jadi pohon tidak menolak saat ditebang? Apakah ia bisu seperti penghuni negara ini? Seperti? Ya, “seperti”, entah pohon yang meniru atau orang-orang yang meniru pohon untuk selalu diam. Aku juga punya pertanyaan untuk air, mengapa air suka pilih kasih? Air suka membuat bingung orang-orang pinggiran? Mengapa air tidak menghancurkan rumah para koruptor? Apakah karena air selalu mengalir dari tempat tinggi? Sehingga yang di bawah hanya menerima imbasnya? Mungkin.
Sudah hampir satu bulan aku tidak melihat buku pelajaran, aku juga ingin bertanya pada buku pelajaran itu, mengapa kumpulan kertas tipis itu menjadi dewa bagi sebagian anak? Apakah buku pelajaran itu bisa memberikan jawaban semua persoalan hidup orang? Kalo memang iya, mengapa benda itu tidak dimiliki orang-orang pinggiran? Apakah karena mereka sudah dianggap pandai? Mungkin juga. Atau bisa lebih mungkin karena diambil oleh orang-orang rakus yang juga haus akan isi buku itu.
Semua kemungkinan itu ada, seperti saat kau membaca kemudian selalu mengingatnya, bukankah itu mungkin? Atau lebih mungkin jika kau langsung melupakan tulisan ini. Kau tahu, terkdang aku membenci orang yang mengatakan “tidak akan mungkin itu terjadi”, bahkan aku juga membenci diriku saat aku berkata demikian. Tapi aku juga tidak begitu setuju jika orang berkata “tidak ada yang tidak mungkin”, mengapa karena jika semua mungkin, maka tidak akan ada kepastian di dunia ini.
Aku, kamu dan kita bisa jadi belum bisa melakukan yang kia cintai, dan apalagi mencintai yang kita lakukan, namun satu hal yang sangat aku anjurkkan agar kita dapat menikmati kehidupan yang kita jalani, dengan menikmatinya lagi-lagi memunculkan kemungkinan agar kita dapat melakukan sesuatu secara maksimal.

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More