Widget by Blogger Buster

Linux Jatirogo

Selamat datang di Sahabat DW. Sebuah blog berisi tulisan amatir seorang siswa dan penggila Open SOurce Software

Sahabat DW

Kenanglah, karena kenangan terciptu untuk dikenang. Sebuah kenangan akan sangat berarti jika dapat merasakan makna dari kenagan yang terkenang itu

Sahabat DW

Andaikan pengalaman dijual di toko-toko tentu pengalaman akan mudah didapatkan, dan tentunya di dunia ini nggak ada orang yg nggak berpengalaman.

Sahabat DW

Sebuah jejak akan hadir setelah kita memilih untuk melakukan sesuatu, baik buruk jejak tergantung pilihan kita

Sahabat DW

Jangan ragu untuk melangkah, karena takdir dan mimpi tidak pernah salah, mereka berjalan di jalan yang memang seharusnya. Mari abadikan semua ada pada kita dengan menulisnya

16 Aug 2013

Untuk SuMaDew!

Ada sedikit rasa mnyesal bertamu ke rumahmu pada hari dimana aku harus kembali ke pondok, ah kamu . . . senyum itu yang dulu selalu aku perhatikan, meskipun kamu tak pernah tahu, dan tak harus tahu akan hal itu.

2 jam berdua bersamamu, ada kesan tesendiri untukku, apakah aku akan mengisi hatiku kembali dengan cerita untukmu? Ah entahlah, aku tak tahu, andaikan saja iya, aku juga pasti akan bingung, sebab di hatimu masih ada namanya, begitupun di hatinya.

Ahay, apa ini...sudahlah aku harus kembali ke pondok. Akan ku tulis lagi puisi2 untukmu, Untuk senyummu. Sukma. 

Last day on my holiday is today . . .

Sampai juga pada waktunya,,, Liburan harus berakhir . . .

apa yang aku dapat dari liburan kali ini??? Kisah asmara yang kandas, kebodohan seorang sahabat, cerita idul fitri bersama teman-teman, hati baru yang masih belum bisa aku mngerti dan masih banyak lagi..

Teimakasih semua, untuk semua kenangan yang telah kalian berikan, terima kasih Ega, Anin, Nia, Kamila, Nia dan semua saja tanpa harus aku katakan aku menyayangi kalian sebagai sahabat hidupku,, bukankankah peasaan suka tak harus diungkapkan?? Terima kasih juga Muna, sudah mau menemaniku semalam untuk bercerita, terimaksih pula buat semua saranmu, dan tak ketinggalan mbak2ku,  . .
mbak Ijah. . yang tegar ya! Semoga orang yang kau harapkan kesembuhannya lekas sembuh, dan menyatakan apa yang sampean harapkan, Mbak Ima, temen aku sejak masih TK, thankx a lot for all . . .dan mbak NIsa' maaf ya, kita jalan cuma berdua, mau gimana lagi aku sudah berusaha ngajak temen2 buat ikut tapi hasilnya nihil . . . .

Semua harus berubah, jika matahari tak mau berubah tempat, maka matilah kehidupan bumi...

Bismillah Jalani Sajalah! 

15 Aug 2013

Oleh-oleh

Wal-Hasil jalan berdua, eh bertiga nding sama Choirun Nisa dan Adawiya. Meskipun masih saudara tapi rasanya masih malu gimana gitu, wong udah sama2 gedhenya kok. Beda nek masih kecil dulu, jalan-jalan berdua cuma pake celana pendekpun nggak masalah, wong anak kecil. Tapi nggak apalah, yg penting nggak nglakuin yg macem-macem.

Hari ini aku bersama Choirun Nisa pergi ke rumah guru-guru SD kami, namun tak satupun kami jumpai, ada yang sedang resepsi pernikahan, ada yang lg pergi, ada juga yang emang masih mudik. Justru kami malah ketemu sama mantan tukang kebun SDN Wotsogo 2, SD tempat kami belajar dahulu.

Namanya akrabnya Pak Bin, orgnya baik bgt. . . .seingatku memang beliau ini nggak pernah sekalipun mengeluh, selalu saja senyum dan candaan yang keluar dari bibirnya. Tadi, Pak Bin ini berkisah banyak soal hikayat hidupnya, dari dulu aku selalu tertarik dengan dongengan dan cerita2 Pak Bin. Sejak masih SD aku selalu menduga2 nama aslinya, aku dulu sempat mengira namanya Pak Bin-tang, namun ternyata dugaan itu salah. hehehe. . .

Aku anggak beliau ini org yg cukup sukses di bidang pertukangan kebun, mengapa?? Meskipun beliau cuma tukang kebun namun beliau ini telah dengan sukses mengantarkan anak2nya meraih gelar sarjana. Salut. Dan tadi, beliau sempat membagi resep kesuksesannya itu, makasih Pak Bint.

***

Akhirnya aku bisa berjumpa kembali dengan sobat sekaligus kakak sepermainanku sejak TK dulu. Mbak Ima. Udah gedhe ternyata si mbakku yg tomboi ini. Cantik lagi.

Seiring beputaenya bumi, semua jadi ikut berubah, dan tak ada yg bisa mencegah, aku rasa baru kemarin aku TK dan diajak main sama Mbak Ima, tapi hari ini kita ketemu udah sebagai remaja muda yang . . . .beda bgt dg jaman dulu  . . . .

 

 

(*)Nostalgia dengan mbak ima membuatku berjalan2 di masa Tk-ku dulu 

14 Aug 2013

Kimi Ga Ireba (Parafase n Translate)

Rintik hujan yang jatuh seakan menggores luka lama,

luka yang bahkan tak bisa kulupa usai berdo'a

Rania,

andaikan di dunia ini hanya ada satu payung untuk bernanung,

aku akan mencarimu dan memberikan naungan itu padamu,

karena hanya itu yang aku punya,

Biarlah.

Tak apa, biar saja hujan mengguyur hatiku,

setidaknya, semua itu kulakukan untuk sebuah alasan.

Rania,

beritahukanlah padaku,

apa yang mengganggumu,

petang pasti kan pulang,

selayaknya pagi kan datang,

selalu ada cerita bahagia diujung nestapa,

karena tak mungkin hujan tuun selamanya,

percayalah,

pada suatu masa ia bakal reda,

jadi percayakanlah aku pada hatimu.

Rania,

jika kau memintaku untuk memilih antara bulan dan matahari,

pada bulanlah aku memilih,

kerana aku akan dapat bersinar jika bersamamu,

jangan kau merasa sendiri memikul beban itu,

ingatlah, ada aku di sini,

seseorang yang akan melukis pelangi di hatimu,

membenamkan lara dan menerbitkan bahagia





(*).. Harusnya aku mengirim surat ini untukmu sejak dulu, namun aku tak punya keberanian, jadi aku simpan di almari kayuku selama berwaktu-waktu.  

Rindu Segelas (Untuk Sahabatku, Semoga Masih Mengingatku)

Aku merasa seperti sebongkah batu saat dihadapanmu,

tak pernah dipedulikan, selalu terabai olehmu

bahkan seakan ingin sekali kau singkirkan,

karena kau anggap hanya sebagai pengganggu.

Senyum yang dulu pernah kau busurkan,

kini telah kau hempaskan,

dan lagi pernah kau berikan,

mungkin untuk kawan barumu seyum itu kau berikan,

dan aku tak lagi dalam ingatan

Sobat,

Dulu kita sekelas

selaian dirimu tak ada yang lebih cerdas

aku selalu di luar kelas

tak lain karena tak bikin tugas

hari ini semua berganti,

kita tak sekelas lagi,

tebing, gunung dan semuanya

berlutut saat kau lewat,

Dulu kita sekelas

makan dan minum di gelas yang sama

aih sobatku, rindu rasanya minum segelas

rindu rasanya memetik senyum ranummu.

Seseorang itu . . .

[Orang Baru Dalam Hidupku]

Siapakah dia? Ah, awalnya aku tak terlalu memperhatikan. Namun dia terlalu berlebih menyanjungku. Sanjungan itu termasuk dalam kategori hal yang tak aku sukai. Kurasa dia datang tidak pada waktu yang tepat, karena aku sedang berniat untuk mengosongkan hatiku dari semua renik asmara. Sepertinya aku tahu kalau dia menyukaiku, namun aku tak akan bilang apapun soal hatiku, maaf-maaf saja aku tak mau mengulangi kesalahan. Lebih baik tetap seperti ini saja.

Aku dan kamu seperti hujan dan batu cadas, selamanya tak bisa bersatu, karena aku tak bisa menyesapmu cukuplah aku menemanimu seperti ini saja, seperti air sungai dan batu karang.

12 Aug 2013

Ruang Gerak

 

Pilihan kadang membuat kita menyesal, namun tidak memilih justru akan membuat kita terpuruk, dan tak jarang menjadikan kita sebagai orang yang munafik.

Ok, kemarin hari-hari sulit untukku. Kehilangan salah seorang sahabat terdekatku dan dan kehilangan seseorang yang biasanya aku jadikan sandaran hati. Setidaknya untuk saat ini aku tak akan membhongi mereka tentang apa yang sedang menggelayut di hatiku. Kadang untuk menjelaskan hal yang sepele itu sulitnya minta ampun, dalam keadaan biasa tentunya tak mungkin seperti itu, namun pada keadaan tertentu tentu tak mudah menjelaskan apa yang seharusnya mudah untuk dijelaskan, karena sebuah alasan. Kupikir cukup aku saja yang tahu, karena aku tak mau memaksamu untuk berfikir sama denganku.

Semalam Egays merengek lagi padaku, sungguh itu adalah rengekan sahabatku yang selalu aku rindukan ketika di pondok. Beberapa waktu lalu, rengekan Ega itu memberiku sebuah pelajaran berharga. “Percuma saja merengek atau menggerutu pada hal yang jelas-jelas tidak akan berubah dengan gerutuan itu, sia-sia belaka. Tak usah menagisi hari kemarin, karena kita hidup di hari ini.” Namun Gays, rengekanmu itu sungguh mencandu di tiap hariku untuk saat ini, entah esok atau lusa.

Sekarang, tak ada siapa2 yang mengisi hatiku, biarlah, mengkin memang sebaiknya kosong terlebih dahulu.

“aku tahu ku takkan bisa

menjadi seperti yang engkau minta”

11 Aug 2013

Bermimpi

Bermimpi sungguh menyenangkan, namun saat bangun dari mimpi sungguh kesal rasanya, lantaran saat bangun kita akan sadar bahwa dunia nyata tak semudah itu penaklukannya, tidak semudah di dalam mimpi.
Omong-omong soal mimpi, dalam benakku, mimpi itu ada dua. Pertama mimpi saat kita tidur, dan yang kedua adalah mimpi saat kita berkhayal dalam keadaan terbangun. Sekali lagi, mimpi itu sungguh menyenangkan, namun juga sungguh menyebalkan bila hanya menjadi sebatas mimpi. Ya, hanya menjadi film yang tak sedikitpun bisa mengubah keadaan.
Semenjak menyadari hal itu, aku selalu berusaha untuk mimpi dalam keadaan sadar, dalam keadaan mengingat betapa sulitnya hidup di skenario sungguhan ini.

Aku Pilih Pergi Saja


Bagaimana aku bisa memasuki rumahmu, jika di sana masih ada seseorang yang berharap besar tak ingin keluar dari rumahku. Aku hendak mengetuk pintu rumahmu, namun aku urungkan, sebab dari luar aku masih mendengar candamu dengan seseorang yang di dadanya terdapat bungan mawar berbentuk hati. Aku jadi kian canggung, saat aku tak jadi bertamu di rumahmu, dan hendak melangkahkan kakiku meninggalkan daun pintu yang masih tertutup setengah, kau malah mamanggilku, hanya suaramu, namun kulihat wajahmu masih saja tetap serius dengan orang yang bahkan aku tak mengenalnya. Aku tak peduli, aku lebih memilih pergi.

9 Aug 2013

Cleaning My Heart


,,semua sudah terjadi. Menangis untuk hari kemarin adalah hal bodoh yang harus aku tinggalkan. Menatap hari esok, kupikir jauh lebih berguna daripada hanya diam seperti ini. Harus ada perubahan.
Untuk semuanya saja, maaf aku tak bisa menjadi apa yang kalian inginkan. Untuk sahabatku, maaf aku tak bisa menjadi sahabat terbaikmu, bahkan aku merusak tali persahabatan kita dengan sebuah hal bodoh yang seharusnya tak pernah kuungkapkan, terkadang berbohong memang aku perlukan, semisal untuk hal-hal seperti ini.
Untuk orang yang menyandarkan hatinya pada padaku, aku juga minta maaf, karena aku tak lagi kuasa untuk kau jadikan tempat bersandar. Aku tahu, di luar sana ada ribuan manusia yang jelas-jelas jauh lebih baik dariku, sebab itu, sekarang pergilah! Jangan penjarakan hatimu dalam tubuhku, karena aku bukan tempat yang baik untuk kau jadikan dermaga, terlebih menambatkan jangkar dan berhenti. Carilah apa yang menurutmu baik, kita tetap teman, tapi aku akan mencoba untuk menghapus semua hasrat itu hari ini. Aku tak mau lagi menahanmu, toh aku juga tak kuasa untuk menahanmu.
Temanku sempat berkata padaku, "menulis nama seseorang di setiap sudut ruang nyatamu, adalah hal paling riil yang membuktikan bahwa kau mencoba memaksa dirimu untuk mencintai pemilik nama itu, cukup simpan saja namanya dalam dada, dan biarkan dia tersenyum di sana. Tak perlulah berjanji manja, karena itu adalah akhir dari kebersamaanmu suatu ketika". Maaf hati.
Sering kali aku mengucapkan kata maaf, dan itu justru membuatku terlihat begitu bodoh. Ya, sangat bodoh. Seharusnya kata maaf itu tak perlu tercipta di dunia ini, karena maaf dalam lamunku adalah simbol kebodahan yang telah kau perbuat, dan baru kau sadari hari ini, dan sebelum itu kau tak pernah mau berfikir bahwa ketika sudah melakukan sesuatu kau perlu kata maaf untuk mengulangi semua, berharap orang-orang di sekitarmu mau melupakan kebodohanmu.
Hari ini, aku masih tak mengerti apa yang harus aku perbuat lagi. Aku tak bisa memaksa hati. Dia seolah-olah berjalan sendiri tanpa menuruti apa yang aku instruksikan dari otak. Seenaknya saja.
Hari ini, aku seolah-olah berlagak menjadi orang paling menyesal di dunia karena telah melakukan sebuah kesalahan besar. Namun aku tak tahu bagaimana dengan hari esokku, akankah masih sama atau sudah melupakan semua ini.
Untuk sahabatku, Anin. Tanpa peduli seberapa bencinya dirimu padaku sekarang, sesuai dengan pilihan hati, kamu tetap akan menempati tempat bernama "Ruang Sahabat" dalam hatiku. Meski esok atau seterusnya tak lagi kudengar suara candamu, suara marahmu, suaramu ketika meremehkanku, aku akan tetap menyimpan semua nada yang pernah terlantun dan sempat kita lewati sebagai seorang "teman".
Untuk sahabatku, Anin. Mungkin, bahkan memang aku tak mungkin dapat melebihi dirimu, tapi setidaknya melihat seorang temanku dapat membusurkan senyumnya, itu sudah cukup untukku. Sudah cukup untuk membuatku juga tersenyum, meskipun kamu tidak tahu. Aku yakin kamu tidak akan pernah tahu, karena aku menyembunyikannya sejak aku mulai mengenalmu.
,,ah bukan. Bukan, aku bukan bermaksud untuk memaksamu melupakan kebodohanku tempo hari. Itu semua terserah kamu. Aku selalu percaya, menjadi pemuja rahasia, itu jauh lebih baik. Tersenyum dengan sembunyi-sembunyi saat kamu bahagia itu lebih baik, karena aku memang orang yang gagal dalam banyak hal, termasuk menjadi temanmu.
,,ah bukan. Bukan, aku bukan mengutuki diriku sendiri.
Untuk sahabat diamku, aku akan selalu merindukan merajut kisah bersama dirimu.
Tersenyum untuk sahabatku, meski tak terbalas tak apa, karena ssahabat bukan menggunakan rumus aksi reaksi. Bahkan Enstein sekalipun tak akan sanggup membuat rumus yang pas itu sebuah persahabatan.
Untuk sahabatku, Anin. :-)

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More