Widget by Blogger Buster

22 Feb 2011

Belajar

Siang itu seusai try out kabupaten kegiatan menyebalkan masih berlangsung. Apalagi kalau bukan mengerjakan soal-oal latian plus mendengarkan ceramah-ceramah "kurang menarik" dari guru-guruku. 
Namun sepertinya tidak dengan ini, waktu jam pelajaran Pak Dadija terasa seperti biasanya. Diawali dengan suatu permasalahan kemudian didiskusikan desilingi dengan humor-humor berkualita sehingga terasa lebih menyenangkan.
Seperti minggu-minggu lalu aku banyak mendapat berbagai referensi dan pengetahuan yang menurutku itu sangat penting dan perlu untuk aku ketahui. Pertama kami membahas soal negara yang jelas-jelas kian semrawut ditambah lagi dengan masalah Ahmadiyah yang mendapat prokontra dari berbagai pihak. Namun yang kami bahas bukan mana yang benar mana yang salah, Pak Dadija berargumen bahwa "SALAH bila kamu menghakimi orang dengan kedok agama, karena itu adalah sebuah kebebasan bagi semua menusia dan itu kekerasan itu apapun agamanya tetap tidak diperbolehkan." "Wong sing ora nduwe agama wae oleh urip, lha wong sing jarene ngaku islam kok malah dibantai" tambah wali kelasku itu.
Memang yang dikatakan laki-laki berkumis tebal itu benar dan aku untuk saat ini belum bisa mengelak lantaran pengetahuanku masih sedikit sekali dibanding pengetahuan Pak Dad. "Sebenarnya negara kita itu aneh, ngakunya kebijakan pancasila namun pada kenyataannya yang berlaku adalah kebijakan liberal. Lihat saja perusahaan-perusahaan yang ada di Jawa misalnya, berapa persen yang milik negara. Hampir semua perusahaan-peruahaan pemerintah sekarang diambil alih orang luar negeri. Apa ini demokrasi Pancasila? Kalau saya apapun bentuk pemerintahannya yang penting rakyatnya sejahtera" Cetus Pak Dad.
Yang terpenting dalam hidup ini itu jangan munafik. Lakukan yang kamu katakan. "Cintai apa yang kamu lakukan dan lakukan apa yang kamu cintai" kata itu menutup pelajaranku hari itu.

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More