Widget by Blogger Buster

3 Apr 2011

Harapan?


Harap, seperti biasa bahkan seperti detik-detik lalu, aku selalu berharap. Entah terwujud atau tidak, aku sendiri tak pernah terlalu memikirkannya. Namun tetap saja, aku berharap itu selalu terwujud, entah hari ini, esok, lusa, atau entah kapan. Setiap langkah adalah harapan untukku. Berharap dengan terus melangkah.
Harapan membuatku gembira, harapan membuat aku jadi bahagia. Meskipun terkadang harapan yang aku punya hanyalah sebuah khayalan bahkan hanya sekedar angan malam. Siapa mau peduli, bahkan orang-orang di sekitarku lebih sering tidak memahami harapan yang aku miliki. Aku tahu, mereka pasti juga punya harapan.
Harapan juga sebuah alasan untuk tetap hidup. Tidak ada yang salah maupun yang benar soal berharap dan harapan yang diharapkan.
Suatu hari, saat aku merasa sangat kecewa, aku sempat berharap untuk selalu tahu hal yang akan terjadi di masa depan dan mampu mengubah segalanya, namun setelah aku piker-pikir, jika aku tahu hal yang akan terjadi besok, siapa yang akan jadi tuhanku? Tentu, kalau itu terjadi maka tak ada bedanya aku dengan yang menciptakan aku. Yah, itulah perbedaan yang mau tak mau memang benar ada.
Aku ingat ketika aku masih berumur 4 tahun, aku begitu terobsesi dengan film Power Rangers. Dulu aku begitu berharap untuk mendapat sebuah kekuatan yang dapat melawan monster-monster jahat yang menghancurkan bumi layaknya di film itu. Kemudian di tiga tahun berikutnya, aku bermimpi menjadi seorang guru. Aku berharap bisa mengajar ribuan muridku layaknya guru SD yang waktu itu mengajar aku. Lalu harapanku menjadi guru memudar ketikan usia menginjak 12 tahun, saat itu aku begitu beemangat untuk selalu menulis. Ya, aku ingin menjadi wartawan dan penulis yang terkenal. Namun harapan itu tak berlangsung lama, ketika aku jatuh cinta pada seorang gadis yang teramat lembut. Saat itu otakku yang cukup bodoh ini membayangkan, berapa waktu yang aku berikan untuknya jika aku menjadi wartawan? Bodoh memang berpikiran seperti itu diusia yang masih sangat muda. Semenjak mengenalnya, aku selalu berharap selalu ada disampingnya, menjadi kawan terbaiknya, bahkan menjadi kekasihnya. Namun sekali lagi saying, harapan itu tak berlangsung lama, karena suatu hal yang membuatku harus rela manjauhinya. Berat memang, namun itulah harapan. Kadang kala, harapan akan membuatmu menjadi luar biasa, namun harapan juga bias membuatmu merasakan apa itu pahit. Harapan akan berubah dan berjalan berasama kereta waktu.
Sampai detik ini aku senang, karena aku masih mapu berharap. Harapan bukan hanya angan, harapan adalah sebuah awal untuk terus melangkah mendapatkan apa yang kita harapkan. Kamu percaya?

                                                         Bayangan Dalam Gelap 
                                                         April 2011

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More