Widget by Blogger Buster

16 Apr 2011

Tak Terbeli Dan Tak Sia-Sia


Minggu ini adalah minggu-minggu terakhir menjelang UNAS SMP, banyak siswa-siswi yang mulai sibuk memilih tujuan sekolah kelak. Namun tidak untuk aku dan beberapa teman akrabku yang lain, entah karena terbiasa santai atau menikmati waktu santai yang langka atau apa aku kurang mengerti.
Minggu ini aku lewati dengan kesibukan dan tindakan-tindakan yang menurutku lumayan berguna untukku, bahkan mungkin berguna untuk orang-orang di sekitarku.
3 April 2011
Kesendirian ini lagi-lagi hampir membuatku lupa bahwa aku mempunyai banyak kawan dan sekutu. Kau ingat tulisan tentang penggemar yang aku posting beberapa waktu lalu dalam kisah yang aku beri judul “Aku, dalam Februari – Maret”?  Spertinya aku merasa mereka mulai membuatku kesal dengan sms-smsnya, dengan telfon-telfonnya di malam buta. Di hari itu aku merasa seperti lebih baik tidak mempunyai penggemar, daripada selalu menjadi soroton tak berguna.
Sombong? Mungkin aku memang harus seperti itu, toh yang merasakan juga aku, jadi aku bebas memilih jalan yang menurutku cocok.
Hingga pada saat malam diguyur hujan, aku punya ide untuk berpura-pura berpacaran dengan orang yang sudah aku anggap kakak. Sebenarnya, aku hanya berharap jauh dari penggemar pengganggu itu. Aku membulatkan tekatku, berani-tidak berani aku membuat status hubungan palsu di situs Facebook. Semenjak saat itu, sepertiya penggemarku, sudah agak memudar. Namun sisi jeleknya, aku merasa menjadi seorang yang teramat jahat karena mematahkan puluhan harapan dari anak-anak kecil yang ingin “memiliki” aku.
5 April 2011
Aku tahu tak ada yang sempurna di dunia tua ini. Namun berusaha untuk menjadi sempurna bukanlah sebuah kesalahan. Kau tahu, kesempurnaan ada karena bersandingan dengan sesuatu yang tidak sempurna.
Apa kau masih ingat Brenk_OS Project? Ya, sebuah jalan untuk aku belajar meremaster distro linux. Memang sampai saat ini aku masih belum bisa upload hasil karyaku lantaran ukuran filenya yang terlampau gendut dan koneksi internet yang kurang memadai. Namun sampai hari ini, aku masih berusaha untuk  membuatnya lebih baik dan membuat si Brenk_OS lebih cantik tentunya.





 
9 April 2011
Kau pernah jengkel? Jangan balik bertanya, tentu kau tahu bahwa aku sering jengkel jika kau membaca tulisan-tulisanku. Mingguni lebih parah, sepertinya bukan hanya aku yang jengkel melainkan juga teman-temanku yang memiliki komputer. Kalian tahukan muuh utama komputer? Apa lagi kalau bukan virus.
Tak seperti virus pada umumnya, sepertinya virus ini menunutku agar mau belajar dan tidak hanya mengandalkan antivirus saja. Windows di komputerku sudah aku install berkali-kali namun tetap tidak ada perubahan bahkan aku scan dengan berbagai macam antivirus dengan segala updatenya tetap saja tidak berhasil. Virus ini cepat sekali menyebar. Oleh sebab itu selama beberapa hari laptop yang biasanya aku dual boot kini hanya menggunakan satu OS, apa lagi kalau bukan Brenk_OS.id-ku. Beberapa hari berlalu, aku melihat temanku tampak kesusahan sama sepertiku saat maih menggunakan windows, aku menjadi agak kasihan, dan aku pikir inilah saatnya untuk aku belajar menyelesaikan masalah yang belum bisa diatasi, dulu saat meremaster linux aku member nama perkerjaanku Brenk_OS Project, untuk kali ini aku member nama kegiatanku ini “Habisi Ramnit”
Aku mulai dari mencari identitas si virus, barulah aku ketahui bahwa ini varian dari Win32. Virus ini di beri nama pembuatnya dengan nama Ramnit, entah apa artinya, si pembuatlah yang tahu. Hasil identifikasi dan referensi dari beberapa sumber yang aku dapat menyebutkan bahwa virus yang menyebar melalui Flash Disk ini, akan segara aktif jika penggna/user komputer tersebut melakukan klik kanan. Wah. . .wah . apa yang bisa aku lakukan untuk menghapus virus ini, tanpa klik kanan?
Sejak mengetahui hal itu, aku mulai banyak membaca tentang cara kerja virus-virus lain. Aku tahu virus yang media penyebarannya berupa flash disk pasti menggunakan file autorun.inf. jadi aku harus bisa menghapus si autorun ini lebih dulu. Namun tidak berhasil, aku mengamati proses yang terjadi di komputerku, barulah aku ketahui kalau virus ini menjalan proses SVCHOST.EXE palsu dimana yang dijalankan adalah file watermark.exe di direktori C:\Program Files\Microsoft.
Cara kerja virus ini, seperti yang aku ceritakan tadi, ia bekerja saat user malakukan klik kanan. Sehingga saat klik kanan dilakukan virus secara otomatis sesuai perintah autorun.inf akan menjalankan file watermak.exe, kemudian membuat file virus berupa file yang sering dijalankan user, hanya aja file yang dibuat dapat mudah dikenali karena format nama file yang dibuat selalu sama missal Winrarmgr.exe, Explorermgr.exe, rundllmgr.exe, dan file-file lain dengan format dan ukuran yang sama.
Semenjak tahu akan hal itu aku mulai menyusun baris perintah command prompt untuk menghapu virus ini, dan setelah beberapa kali memiliki kekurangan akhirnya dapat aku dan teman-temanku tambal sehingga dapat bekerja dengan baik.
Untuk yang ingin mendownload program rancangan kami, silahkan download melalui link berikut :


Aku memang terkadang tak berguna, namun aku selalu berusaha membuat diriku selalu ada di hati teman-temanku. Mungkin dengan membantu mereka, atau dengan proyek semacam “Habisi Ramnit” ini.
15 April 2011
Pengalaman baru aku dapat hari ini. Kau tahu, kadang kebohongan akan membuatmu merasa bebas. Seperti yang aku lakukan dengan temanku hari ini, sore sekitar pukul 15.30 aku pergi ke rumah temanku yang berada di Bulu, ketika aku ditanya orang tuaku, aku hanya menjawab akan kerumah teman, aku tak berbohongkan. Memang aku tak menjelaskan kepada orang tuaku tujuanku, karena aku tahu mereka akan melarangku. Disinilah aku merasa berbohong itu akan membuat sebuah kebebasan meskipun aku tak bohong namun aku tetap merasa tidak jujur.
Aku dan kawanku segera begegas lari menuju terminal untuk mencari mobil tujuan Bulu, saying saat itu hanya ada dua mobil yang tersisa sepi lagi, jadi kemungkinan berangkat masih lama. Di dalam mobil aku melihat, seorang yang waria, dua siswi SMA, dan beberapa orang tua dengan karakter yang menurutku berbeda-beda. Saat mobil mulai melaju waria yang ada di sebelah temanku, mulai membuka pembicaraan. Aku tahu setiap orang bebas memilih jalan hidupnya, aku rasa waria ini juga tahu. Dia tidak mengganggu kami, malah orang tua galak disampingkulah yang sepertinya tidak uga berebelahan dengan dua anak yang menggunakan kaos oblong dan sandal jepit serta celana pendek.
Selama perjalanan cukup banyak mengisi waktuku, dengan berbincang dengan dua siswi SMA yang cukup ramah, hingga kami lupa tempat tujuan kami. Aku dan kawanku baru sadar, bahwa rumah teman kami sudah terlwat agak jauh, sehingga kami segera turun dan berlari di jalan yang jarang yang bukan daerah kami. Tiba-tiba dari belakang terdengar suara anak memanggil namaku, benar itu adalah anak Ngepon. Aku mengenalnya, dulu dia teman sebangkuku, kamipun diajak untuk berboncengan, namun betapa kagetnya jantung kecilku, ketika ia menarik gas sepeda motornya. Aku sadar inilah contoh pengendara sepeda tanpa aturan, mungkin bosan dengan aturan atau mungkin malas mengikuti peraturan.
Sampailah kami di rumah Nanda, rumah tujuan kami. Tak banyak yang kami lakukan di rumah dengan teras Pink ini. Aku dan kawanku langsung membenahi komputer Nanda yang rusak, lalu numpang ibadah kemudian pulang.
Aku diantar olehnya sampai di tempat dimana mobil-mobil jurusan Jatirogo berbaris. Cukup lama kami menunggu mobil tua yang akan mengantar kami pulang ini melaju, bahkan sampai beberapa mulut dengan liarnya mengucapkan kata-kata kasar.
Dalam mobil ini, aku belajar beberapa hal. Pertama supir mobil yang aku ibaratkan sebagai pemimpin sepertinya, hanya memikirkan dirinya sendiri. Memikirkan keuntungan yang didapat tanpa peduli tujan dari penumpang-penumpang yang suntuk di gerbong belakang.
Kedua, perempuan tua kasar dan sok tahu. Sok tahu? Bagaimana aku tahu? Selama di mobil, aku melihat tingkah polah perempuan ini, aku rasa dia adalah tipikal orang yang suka mempengaruhi orang lain dengan omongannya. Terbukti, selama di mobil, dia suka menceritakn kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukannya dan keburukan-keburukan orang lain. Apa aku juga termasuk seperti dia saat menulis ini? Mungkin, tapi aku TIDAK MAU disamakan dengannya.
Ketiga, seorang kakek yang berusaha mati-matian agar si supir mau menjalankan mobilnya, bahak beliau sempat bergelantungan digerbong belakang, hingga mengundang reaksi beberapa orang.
Keempat, orang berkumis yang mudah terpengaruh. Bagaimana aku tahu lagi? Tentu dari pembicaraannya. Saat ia bertemu dengan supir, aku melihat diakrab sekali bahkan menuruti dan mengiyakan apa yang dikatak si supir kepadanya, namun sejak perempuan tua itu masuk, kini ia berpihak kepada si perempuan dan menjelek-jelekan si supir.
Kelima, perempuan tua yang teramat tabah. Ya, sejak masuk mobil, beliau tidak bergumam sedikitpun. Apa itu tabah? Bisa jadi, atau malah lebih mungkin beliau pasrah.
Mobil yang aku tumpangi serasa berjalan lambat, padahal memang lambat, namun setelah si perempuan tua yang sok tahu menggedor-gedor gerbong dan berteriak kecil meluapkan emosi.
Aku tahu, di dunia ini banyak karakter untuk tiap orang. Dan itu membuat sebuah perbedaan, namun sekarang kembali lagi pada kita, apakah kita bisa menerima perbedaan itu dengan tetap memegang prinsip awal? Tak semua orang bisa, kau tahu semua orang juga perlu perubahan seprti langit yang menemaniku selama perjalanan pulang.

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More