Widget by Blogger Buster

22 Dec 2011

Jendela Jeruji


Kenangan menarik saat aku masih duduk di bangku TK dengan seragam polisi yang membuatku selalu percaya diri sekalipun saat itu akumasih cengeng, bahkan tinggiku tak melebihi tinggi kursi tempatku duduk sekarang.
Aku ingat betul saat itu tepat di belakang rumahku yang kini di tempati pamanku, masih beroprasi kereta api dengan beberapa gerbong yang turut berjama'ah di belakang lokomotifnya.
Seumur hidup (hingga kini, kan aku belum mati) aling tidak aku pernah menaiki kereta api tersebut sebelum berhenti beroperasi karena suatu hal yang aku sendiri tak tahu.
Sepulang sekolah, waktu itu aku sedang asik bermain ala anak TK dengan sepupuku, Mbak Ima. Di tengah asiknya permainan terdengar suara kereta api yang hendak beranjak dari stasiun, dengan buru-buru kami berdua memasukkan kepala kami ke jendela dengan jeruji yang berbaris horisontal demi melihat kereta.
Kepala kami masuk bersamaan, namun sial teori kecil kami yang mengatakan “sesuatu yang masuk pasti bisa keluar” terpatahkan begitu saja, karena kepala kami berdua terjepit dan sialnya tak ada orang di rumah saat itu, jadi hingga sore hari itu kepala kami terperangkap, wal-hasil, jendela harus jadi korban. '-'

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More