Widget by Blogger Buster

19 Dec 2012

When We Still Together. . .


Semua perlu titik pembatas, ada benci ada kasih, adanya duka tentunya karena tawa telah tercipta. Saat kita berjumpa dan bertemu tentunya kita harus sadar, bahwa suatu hari nanti kita akan berpisah, soal waktu itu bukan urusan kita.
Banyak kenangan-kenangan yang hari ini hanya sebatas menjadi lamunan disaat matahari hendak pulang ke peraduan. Kita pernah bersama dan semoga tak kaulupa.
Karena kau adalah sebuah kisah
Aku dan Nia pernah bersama, lewati teriknya asmara dan cerianya waktu. Sebuah hal istimewa bagiku adalah ketika pada akhirnya kita duduk di dalam kelas yang sama dan bangku yang cukup berdekatan. Pun hari itu tak ada lagi sapa mesra di antara kita namun kita tetap bersama, tersenyum dan bercerita seolah tak pernah terjadi sesuatu antara kamu dan aku. Hari itu masih ada senyummu, dan sedikit masih tersisa getaran rasa dalam lubuk hatiku. Ah, semua begitu manis, hingga kita benar-benar berpisah.





Persahabatan kita seperti ombak di laut

 
Saat di Kwan Sing Bio Tuban

Pantai Bulu dan Kota Tuban itu saksi kenangan. Mereka menjadi saksi langkah-langkah sombong di masa kita bersama. Dulu kita menganggap kitalah yang terhebat, candaan dan berbagai statmen telah terpatri dalam hati kiat, soal bersama itu menyenangkan. Kisah kita seperti ombak, terkadang surut dan lebih sering pasang, tentu pertengkaran adalah karangnya namun kita pernah membuktikan bahwa jiwa-jiwa kita sekokoh patung dan bangunan di Kwan Sing Bio.



Keluarga Baru
Kawan, seperti pohon yang terus tumbuh, begitupun aku. Dan disaat tumbuh itu, banyak hal-hal baru yang kutemukan, kupikir memang perpisahan adalah titik yang berarti karena dari sanalah kita akan menjadi lebih luas, jika dulu teman kita dan kenangan kita hanya sebatas jalan yang mampu kita tempuh, maka saat kita berpisah batas itu memang takkan hilang karena batas selalu ada hanya lebih luas dari sebelumnya.
Aku termangu, kalian sekarang dalam lamunan
Dan hari ini, aku bersama mereka, berjalan di atas lintasa bernama waktu. Kembali akan kuukir ribuan cerita selayaknya kita dulu. Bersama Andik, Jastro, Dewi, Pethel, Yulia, Agung dan semua. Mungkin ini terlambat, namun harus aku ucapkan terima kasih untuk kalian, Agatha, Anin, Krisna, Nia, Rina, Frans (balung), Slowrenk, semua. Terima kasih telah mendampingiku berjalan dan berlari menantang waktu.

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More